Eri Cahyadi: Pemkot Bakal Cek Seluruh Bangunan Ponpes di Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Saat Mengunjungi Rumah Santri Korban Robohnya Ponpes Al-Khoziny di Gresik Gadukan, Surabaya Kamis 9 Oktober 2025-Tirtha Nirwana Sidik Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Wali Kota SURABAYA Eri Cahyadi bakal melakukan pendataan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) di SURABAYA.
Bagi ponpes yang sudah berijin, jika ada yang kondisinya tidak layak, maka pemkot akan intervensi perbaikan bangunan.
Itu disampaikan Eri saat berkunjung ke rumah salah satu korban musala ambruk Ponpes Al-Khoziny asal Surabaya di Gresik Gadukan, Krembangan. ”Kami akan bekerjasama dengan Provinsi Jatim untuk melakukan pendataan ponpes, “ katanya Kamis, 9 Oktober 2025.
Langkah itu ditempuh untuk mengantisipasi terulangnya kasus bangunan ponpes roboh seperti di Al-Khoziny pada Senin 29 September lalu. Eri menyebut, rata-rata ponpes di Surabaya juga sudah berusia tua.
Pendataan itu penting untuk melihat mana pondok yang memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) dan belum mengantongi izin. Untuk pondok berizin, Pemkot akan membantu mengecek kondisi bangunannya. ”Jika membutuhkan perbaikan, akan dicoba dibantu,” paparnya.
BACA JUGA:Polda Jatim Periksa 17 Saksi Insiden Ponpes Al Khoziny, Terapkan 3 Pasal Ini!
BACA JUGA:Komisi VIII DPR Desak Kemenag Evaluasi Izin Ponpes Al Khoziny
Pun dengan pondok yang belum memiliki izin. Pemkot akan melakukan pendataan untuk membantu proses perizinan. ”Dan kami harap semua pondok di Surabaya memiliki izin,” katanya.
Hingga saat ini, Pemkot memang masih belum mengantongi data soal jumlah pasti pesantren di Surabaya. Rencananya, Pemkot akan berkoordinasi dengan Kemenag untuk meminta data.
Berdasarkan data yang dihimpun harian Disway, di Surabaya berdasarkan data Kemenag ada 117 lembaga pesantren. Dari jumlah santri mencapai 4.974 orang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, pihaknya akan memperluas pelatihan dan membentuk satuan pendidikan aman bencana.
Selama ini, satuan pelatihan itu sudah diberikan di jenjang SD dan SMP di Surabaya. ”Dan akan kami perluas ke lingkungan pesantren,” paparnya.
Nantinya, seluruh santri akan diberikan pelatihan mengenai respon kebencanaan. Tujuannya jelas, untuk meminimalisir dampak jika terjadi situasi darurat. ”Ini juga akan menyasar ke pengurus pondok,” paparnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: