DVI Polda Jatim Berhasil Indentifikasi 48 Jenazah, 17 Masih Menunggu Proses

DVI Polda Jatim Berhasil Indentifikasi 48 Jenazah, 17 Masih Menunggu Proses

Kabiddokes Polda Jatim M Khusnan Marzuki Saat Konferensi Pers Minggu Malam -Afif Siwi Al Azzam Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY-Jumlah korban robohnya Musala Al-Khoziny yang berhasil diindentifikasi kembali bertambah, menjadi 48 jenazah, Kamis, 9 Oktober 2025.

Tambahan itu, setelah Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kembali berhasil mengindentifikasi 8 jenazah pada hari ini. ”Berhasil kami indentifikasi setelah 8 jenazah cocok dengan data antemortem,” Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur Kombes Pol M. Khusnan di RS Bhayangkara pukul 19.10 WIB. 

Khusnan mengatakan, pencocokan antemortem dan postmortem tetap dilakukan. Untuk mempercepat proses indentifikasi jenazah. Selain juta melihat hasil DNA. ”Kami ingin agar keluarga tak terlalu lama menunggu,” katanya. 

Mengapa seperti itu, Khusnan menjawab, tes DNA memang tak terbantahkan. Namun, selama ini DVI Polda Jatim menggunakan tiga model indentifikasi itu untuk memastikan indentitas jenazah. ”Dan dalam proses pencocokan data itu, memang cocok seluruhnya,” katanya. 

BACA JUGA:Dasco: Wacana Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Pakai APBN Belum Final

BACA JUGA:Polda Jatim Periksa 17 Saksi Insiden Ponpes Al Khoziny, Terapkan 3 Pasal Ini!

Seperti yang disampaikan sebelumnya, hingga Kamis malam, RS Bhayangkara Polda Jatim menerima total 67 kantong jenazah dari TKP. Jumlah itu, termasuk beberapa kantong berisi body part saja atau potongan tubuh. 

Dari jumlah kantong jenazah itu, Polda telah berhasil mengindentifikasi 48 jenazah. Hasil itu diperoleh dari 48 jenazah dan dua body part yang setelah dialisis cocok dengan pemilik jenazah.

Hingga hari, Khusnan mengatakan, tim DVI masih menyisakan 17 kantong jenazah yang belum selesai diindentifikasi. ”Jumlah kantong jenazah ini termasuk body part ya. Lima body part,” katanya. 

Kabid DVI Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati, mengatakan proses indentifikasi menggunakan pendekatan non-DNA memang menemui sejumlah kesulitan. ”Karena dari TKP, jenazah yang dikirim tidak semua bagus kondisinya,” papanya. 

Meski begitu, cara itu tetap dipilih sebagai upaya percepatan indentifikasi. Apalagi, jika keluarga terus menambah bukti dari jenazah yang belum berhasil dikenali. ”Kami mohon waktu,” katanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: