Kebohongan Tersangka Pembunuh Gadis Alfamart: Ibunda Korban Mengatakan Pelaku Bohong

Kebohongan Tersangka Pembunuh Gadis Alfamart: Ibunda Korban Mengatakan Pelaku Bohong

ILUSTRASI Kebohongan Tersangka Pembunuh Gadis Alfamart: Ibunda Korban Mengatakan Pelaku Bohong.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Saxe: ”Orang-orang ingin percaya pada dunia yang adil. Dan, di dunia yang adil, orang tidak bisa lolos begitu saja setelah berbohong. Akhirnya, kebohongannya akan mengungkap kejahatannya.”

Para penyidik yang menggunakan poligraf terhadap tersangka pun meyakinkan semua orang bahwa hasil poligraf akurat. Harus meyakinkan. 

Saxe: ”Beberapa penyelidik bahkan mengatakan ke saya, begini: Tuhan memberi kita alat ini untuk menciptakan dunia yang lebih baik.” Padahal, sebenarnya poligraf adalah alat dalam drama interogasi.

Sebegitu sulitnya mendeteksi kebohongan manusia. Khususnya penjahat. Bahkan, dengan alat yang dianggap canggih sekali pun. Sebab, tidak ada orang yang tahu jalan pikiran seseorang, kecuali orang itu sendiri dan Tuhan.

Penjahat berbohong adalah keniscayaan. Kebohongan adalah refleks jahat bagi semua penjahat. Tidak ada satu pun penjahat yang sukarela dihukum. Sebisanya ia akan menghindari hukuman. Caranya adalah berbohong.

Di kasus perkosaan-pembunuhan Dina, kebohongan tersangka diungkap ibunda korban. Dengan logis dan jelas. Kini tinggal bagaimana polisi menanggapi kesaksian Yayah itu sebagai alat bukti hukum. Diadopsi atau tidak? 

Jika diadopsi, apakah bisa memengaruhi arah penyidikan perkara? Terkait kualitas kejahatan. Terkait kualitas hukuman. Sebaliknya, jika tidak diadopsi, biarkan saja perkara itu jadi kejahatan ringan. Setidaknya, lebih ringan daripada kejahatan yang sesungguhnya terjadi. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: