Rencana Rekonstruksi Gaza 5 Tahun: Palestina Ajukan Dana USD67 Miliar

Foto kondisi Radwan, Gaza Utara yang porak-poranda setelah perang yang berlangsung selama dua tahun pada tanggal 16 Oktber 2025.--Anadolu Agency
HARIAN DISWAY - Otoritas Palestina (PA) mengumumkan rencana pemulihan dan rekonstruksi Gaza yang akan menelan biaya sebanyak US$ 67 miliar atau setara dengan Rp. 1.111 triliun.
Rekonstruksi Gaza akan menjadi sebuah tantangan yang sulit, terlebih karena kerusakan di wilayah tersebut.
Menurut Perwakilan Khusus Program Pembangunan PBB untuk Palestina (UNDP), Jaco Cilliers, kerusakan di Jalur Gaza berada di kisaran 84%. Sedangkan, di beberapa wilayah seperti Kota Gaza, kerusakan mencapai 92%.
Kerusakan tersebut juga meliputi puing-puing bangunan, air dan sanitasi, perumahan, serta pertanian yang hancur.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan bahwa PA bekerja sama dengan para ahli Arab dan internasional untuk mengembangkan rencana rekonstruksi Gaza.
Pada konferensi pers di Ramallah, Mustafa mengatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan membangun kembali Jalur Gaza yang porak-poranda akibat perang. Sejak 7 Oktober 2023, perang antara Israel dan Hamas mengakibatkan puluhan ribu tewas dan kerusakan besar di wilayah Gaza.
Rencana rekonstruksi Gaza yang akan berjalan selama lima tahun ini memiliki 3 tahap. Dalam tahap pertama, proyek akan berfokus pada pemenuhan kebutuhan kemanusiaan dan infrastruktur yang mendesak. Tahap ini akan berlangsung selama 6 bulan dengan biaya sebanyak US$ 3,5 miliar (Rp. 57,9 triliun).
BACA JUGA:Trump Sebut Rekonstruksi Gaza Segera dimulai, Ditanggung Dana Internasional
Pemandangan udara menunjukkan distrik Menara Al-Maqussi, yang rusak parah akibat pemboman besar-besaran Israel selama dua tahun terakhir, di barat laut Kota Gaza pada 15 Oktober 2025, saat gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan faksi-faksi P--via AFP
Tahap kedua yang berlangsung selama tiga tahun akan memakan biaya sebesar US$ 30 miliar atau Rp. 496 triliun.
Sementara, tahap terakhir akan berfokus pada penyelesaian rekonstruksi dan pemulihan jangka panjang.
“Pesan kami untuk dunia internasional sudah jelas. Rekonstruksi Gaza harus dipimpin oleh Palestina, didukung oleh negara-negara Arab, dan didukung secara internasional," jelas Mustafa dalam konferensi pers yang dihadiri oleh sejumlah diplomat dan perwakilan lembaga-lembaga internasional.
Ia juga menambahkan bahwa diskusi dengan mitra internasional masih berlangsung untuk mengamankan dana pelaksanaan rencana tersebut. Kemudian, konferensi rekonstruksi akan digelar di Mesir satu bulan setelah perang berakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: