Mural Adeco Hadirkan Bonek bersama Bung Tomo dan Tari Remo di Pinggir Kali Mas
BONEK dalam beragam ekspresi gembira hadir di tembok Jalan Gubeng Pojok berkat kreativitas Mural Adeco.-Naufal Adibi-Harian Disway-
HARIAN DISWAY - Ada yang menyaingi kelap-kelip lampu penghias Kali Mas di dekat Jembatan Gubeng. Kini, dengan warna yang lebih lembut ketimbang lelampuan itu, mural di sisi tembok jalan yang berhadapan dengan patung Sura dan Baya di Kali Mas menjadi daya tarik baru.
Surya Adi Rahman duduk sambil memandangi tembok yang sebenarnya adalah konstruksi penopang ruas tengah jalan yang menghubungkan Jalan Wali Kota Mustajab dengan Simpang Gubeng. Kamis malam itu, 16 Oktober 2025, ia datang bersama teman-temannya dari komunitas mural Adeco.
“Kami mendapatkan amanah dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya,” ungkapnya saat dijumpai Harian Disway.
BACA JUGA:ADVAN x Darbotz, Laptop AMD Ryzen 7 dengan Estetika Mural
BACA JUGA:PT Pos Indonesia Luncurkan Prangko NFT Seri Art Mural Cenderawasih
Spot di Jalan Gubeng Pojok itu sengaja dipilih karena lokasinya yang strategis. “Ini memang spot yang sejak lama menjadi kanvasnya seni mural dan grafiti. Selain itu ada banyak orang yang lalu-lalang di sini setiap hari, jadi akan kelihatan bagus banget,” urai alumnus Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut.
Rencananya, Surya dan timnya akan menghias dua sisi tembok di ruas jalan yang elevasinya lebih tinggi ketimbang ruas kanan dan kirinya itu. Mereka punya waktu selama satu bulan untuk menyulap area tersebut menjadi “Surabaya banget”.
“Sisi yang satunya akan mulai kami mural pada Selasa nanti rencananya,” ujar sarjana seni rupa tersebut.
Hingga Sabtu malam, 18 Oktober 2025, para seniman Mural Adeco masih sibuk menuntaskan karya mereka di sisi yang bersampingan dengan Kali Mas tersebut. Sejumlah gambar yang semula masih berupa garis dan lengkung sudah terlihat wujudnya.
BACA JUGA:Festival Bandeng Jelak, Dinding Kantor Dinas Perikanan Kota Pasuruan Dihias Mural Cantik
BACA JUGA: USS Downtown Market 2024: Kolaborasi AZA Wear dan Xgo, AZA 7 Jadi Kanvas Mural!
MURALIS dari tim Mural Adeco asyik menjadikan tembok sebagai kanvas pada Kamis malam, 16 Oktober 2025. Tiga penari dalam kostum Tari Remo memberikan sentuhan khas Surabaya.-Naufal Adibi-Harian Disway-
“Wah bagus ya temboknya digambari seperti ini. Jadi cantik,” kata Fransiskus Sakha, bocah 11 tahun asal Sidoarjo, saat melihat mural tersebut.
Ada Bung Tomo dalam pose terbaiknya, seperti pada gambar dan ilustrasi di buku-buku pelajaran dan referensi tentang Pertempuran Surabaya. Pada deretan yang sama, ada tiga penari yang dari kostumnya bisa ditebak bahwa mereka sedang ngremo. Yakni menarikan Tari Remo, tarian khas yang biasanya membuka pementasan ludruk.
Ornamen-ornamen kecil yang menunjukkan ciri khas Surabaya juga tersebar di sepanjang tembok. Tahu tek, lontong balap, bonek, Stadion Gelora Bung Tomo, pecinan, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, hadir dalam warna-warna yang soft.
“Karya seni ini milik seluruh warga Kota Surabaya,” tegas Surya. Ia mengatakan bahwa kali ini timnya menggunakan cat eksterior Jotun yang bisa bertahan selama 8 tahun.
BACA JUGA:Mural 'Forever Persebaya': Ungkapan Cinta Bonek Mania Sambut HUT ke-97
BACA JUGA:Wisma Jerman Gelar East Side Gallery Meets Surabaya: Pameran Seni Terinspirasi Mural di Tembok Berlin
“Tim kami terdiri dari ilustrator, desainer, admin, muralis, dan content creator. Kami berasal dari mana-mana. Ada yang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Termasuk, dari Surabaya dan Sidoarjo,” paparnya.
Oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya, Mural Adeco diberi waktu satu bulan untuk berkarya. Itu tidak termasuk proses desain digital yang dikerjakan tim sebelum terjun ke lapangan. Proses itu makan waktu sekitar 15 hari. “Ini harus benar-benar mikir,” kata Surya.
Tentu, proses yang dilalui Surya dan timnya setelah berada di lapangan tidaklah mudah. Apalagi, kanvas mereka terletak di lokasi jalan yang ramai. Tidak ada fasilitas kamar mandi atau air di situ.
Toilet yang paling mungkin mereka gunakan adalah toilet pusat perbelanjaan di sekitarnya, baik Grand City Mall maupun Plaza Surabaya.
SAFETY LINE dipasang bersama cone untuk mengamankan seniman yang bekerja di jalanan rami tepi Kali Mas Surabaya itu.-Naufal Adibi-Harian Disway-
BACA JUGA:Mural Suro Boyo Karya Djayanti Jadi Highlight Gerai Ketujuh Change-making Beauty Store di Surabaya
BACA JUGA:Workshop Melukis Mural di Dinding Sebagai Ruang Anak-anak untuk Berekspresi
Tantangan lain yang harus Surya hadapi adalah cuaca. Oktober ini, suhu udara dan kelembapan Surabaya sedang tinggi-tingginya. Karena itulah, Mural Adeco memilih untuk berkarya pada malam hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: