Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan

Legenda di Balik Festival Pertengahan Musim Gugur dan Kue Bulan

Lukisan klasik sosok Dewi Chang'e, dewi yang tinggal di bulan. Legenda tentangnya melandasi munculnya perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur.-China Daily-

Suatu hari, seekor kelinci menawarkan dirinya untuk dimakan oleh seorang pengemis. Ternyata, pengemis itu adalah dewa yang sedang menyamar.

Terharu oleh ketulusan sang kelinci, dewa itu memberinya keabadian. Lalu membawanya ke bulan. Di sanalah Kelinci Giok tinggal. Ia bertugas menumbuk ramuan keabadian untuk menemani Chang’e.

Tak hanya kisah mitologis, Festival Pertengahan Musim Gugur juga memiliki dimensi sejarah. Yakni melalui cerita Pemberontakan Kue Bulan (Mooncake Uprising) yang berasal dari masa Dinasti Yuan (1271–1368).

BACA JUGA:Tidak Dipanggang, Kue Bulan Pertama Berbalut Salju Lebih Sehat

BACA JUGA:Kue Bulan di Kelenteng Delapan Kebajikan

Dalam legenda itu, para pejuang Han Tiongkok menggunakan kue bulan sebagai alat komunikasi rahasia. Mereka menyembunyikan pesan-pesan tersembunyi di dalam kue tersebut.

Itu bertujuan untuk mengatur pemberontakan terhadap penguasa Mongol. Berkat taktik tersebut, pesan perlawanan dapat disebarkan tanpa terdeteksi.

Tradisi berbagi kue bulan pun menjadi simbol kebersamaan. Serta perjuangan untuk kebebasan bagi masyarakat.


Mooncake atau kue bulan punya sejarah panjang. Bahkan digunakan sebagai media perlawanan oleh pemberontak Han terhadap kekaisaran Mongol.-China Daily-

Setiap legenda yang melekat pada Festival Pertengahan Musim Gugur mengandung pesan moral yang dalam. Tentang cinta yang abadi, pengorbanan tanpa pamrih, serta semangat persatuan dalam menghadapi kesulitan.

BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (15): Lava Mooncake Raih Grand Gold Award

BACA JUGA:Jelajah Hong Kong bersama HKTB (14): Ragam Mooncake Cantik di Imperial Patisserie

Festival itu juga menjadi momen refleksi akan nilai-nilai kemanusiaan. Serta penghormatan terhadap alam semesta.

Kini, meski dunia modern telah banyak berubah, kisah Chang’e, Kelinci Giok, dan Pemberontakan Kue Bulan tetap hidup di hati masyarakat.

Festival Pertengahan Musim Gugur menunjukkan bahwa kisah-kisah lampau masih memiliki kekuatan. Keberadaannya mampu menyatukan generasi, menjaga identitas, dan menyalakan kembali rasa kagum terhadap kebijaksanaan masa lalu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: china daily