Representasi Keberhasilan dan Cara Audiens Memaknainya
ILUSTRASI Representasi Keberhasilan dan Cara Audiens Memaknainya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
ADAGIUM Prancis, l’histoire se repete, yang berarti sejarah berulang dengan sendirinya sering kali digunakan secara populer untuk merujuk sebuah peristiwa yang berulang. Peristiwa itu bisa menyangkut kepada seseorang, kejadian sosial, politik, maupun dalam lingkup peristiwa global.
Dalam berbagai kejadian, terdapat kecenderungan bahwa sejarah berulang dengan pola-pola yang hampir sama dengan waktu dan konteks berbeda. Kenangan di masa lalu menyeruak kembali ke permukaan di kemudian hari dengan sendirinya.
Fenomena munculnya iklan layanan masyarakat (ILM) keberhasilan pemerintah di bioskop-bioskop berjaringan baru-baru ini menghadirkan pro dan kontra di masyarakat.
Yang pro terhadap video berdurasi beberapa menit itu menilai bahwa hal tersebut merupakan bentuk transparansi pemerintah dalam menyampaikan hasil kerja. Sebaliknya, yang kontra menilai itu sebagai propaganda.
Dari berbagai sumber dideskripsikan, video itu memiliki durasi sekian menit yang dibuka dengan cuplikan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan komitmen menghapus kemiskinan. Klip selanjutnya memperlihatkan presiden menyapa masyarakat di berbagai kegiatan.
Layar kemudian berganti menayangkan hamparan sawah. Presiden berdiri bersama para petani dengan teks narasi capaian produksi beras nasional.
Klip berikutnya bergeser ke meja makan anak-anak sekolah. Mereka duduk rapi, menyantap nasi, sayur, dan lauk, menggambarkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tulisan yang menyertai visual menegaskan capaian 5.800 satuan layanan gizi telah beroperasi di seluruh Indonesia. Program MBG telah menjangkau 20 juta penerima manfaat.
Layar kembali menyorot momen presiden meluncurkan Koperasi Merah Putih. Angka capaian kembali ditegaskan, 80.000 kelembagaan koperasi telah hadir mendukung ekonomi rakyat.
Adegan berikut memperlihatkan sejumlah anak di Sekolah Rakyat (SR) mengikuti upacara bendera. Narasi tulisan menjelaskan bahwa pemerintah telah mendirikan 100 Sekolah Rakyat baru bagi anak-anak dari keluarga miskin.
Video ditutup dengan Presiden Prabowo yang berbaur dengan anak-anak, tersenyum, dan bercengkerama.
Bagi masyarakat yang menyadarinya, peristiwa itu merupakan pengulangan sejarah. Tahun 2018, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), bioskop-bioskop di tanah air juga pernah menayangkan iklan keberhasilan pemerintah.
Situasinya kala itu cukup pelik karena video muncul menjelang masa penetapan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2019.
Perlu dicatat. Pesan sama disampaikan dengan cara yang sama pada era berbeda: keberhasilan pemerintah melalui tayangan iklan di bioskop. Pola berulang tersebut tentu saja menimbulkan pertanyaan, mengapa pemerintah menayangkan iklan keberhasilan program di bioskop-bioskop?
Sebegitu efektifkah produksi iklan itu sampai dikonsumsi oleh masyarakat yang menonton di bioskop? Representasi apa yang ingin ditonjolkan pemerintah melalui pesan-pesan dalam iklan itu?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: