Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (65): Nyanyian Rembulan di Kota Tua
ROMBONGAN SENIMAN Suku Yi bernyanyi menyambut peserta program CIPCC di Kota Kuno Jiangshan, Xichang, 22 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-
Sejak masa Dinasti Ming (明朝) sudah menjadi simpul penting jalur selatan Sichuan yang menghubungkan dataran tinggi Yi dengan lembah Han.
BACA JUGA:Pelepasan 250 Mahasiswa ITCC Diiringi Kesenian Khas Dayak dan Peluncuran Kompetisi Bahasa Mandarin
Kota kuno itu dibangun lebih dari 600 tahun silam. Masih mempertahankan pola tata kota klasik. Empat jalan utama berpotongan di tengah yang disebut Si Pailou (四牌楼). Lalu ada empat gapura batu berdiri di setiap penjuru. Yang paling megah adalah Gerbang Selatan alias Datong Gate (大同门).
Gerbang itu memang seperti menggabungkan masa silam dan masa kini. Rumah-rumah beratap miring dengan sudut yang lentik. Lentera merah menggantung di sepanjang jalan. Suara musik tradisional berpadu dengan percakapan turis
Kota itu memang direstorasi, tetapi tidak kehilangan napas tradisinya. Banyak bangunan dirombak menjadi toko kerajinan, rumah teh, atau galeri. Namun struktur dasarnya masih menunjukkan filosofi keseimbangan ala Tiongkok kuno: tian ren he yi (天人合一). Harmoni antara manusia dan alam.
Yang membuat Jiangshan berbeda dari kota tua di provinsi lain adalah jiwa Suku Yi yang terasa di setiap sudut. Mereka bukan sekadar penghuni lama, melainkan penjaga warisan yang hidup. ’’Lihat, di papan nama itu pasti ada aksara suku Yi,’’ kata seorang staf pemerintah provinsi Sichuan yang berjalan bersama saya.

PANGGUNG TEATER Jiangshan yang sering dipakai pementasan seni suku Yi.-Doan Widhiandono-
Huruf itu berbeda banget dengan hanzi atau karakter resmi bahasa mandarin. Huruf suku Yi lebih mirip gambar. Seperti pictograph.
Berbagai kesenian juga kerap diadakan. Misalnya, di alun-alun. Yang sering digelar adalah guangchang wu (广场舞). Itulah tarian komunal yang dipimpin para ayi—para ibu—dengan musik Yi yang riang.
Musik mereka punya ciri khas: ritme cepat, vokal tinggi, dan harmoni tiga nada yang kuat. Alat musik seperti kou xian (口弦), hulusi (葫芦丝), dan mabu (马布) masih dimainkan di acara-acara lokal. Lagu-lagu mereka, meskipun sederhana, bercerita tentang alam, cinta, dan gunung yang mereka anggap suci.
Kota kuno Jiangshan menempati area sekitar 1,2 kilometer persegi. Pemerintah Xichang merevitalisasi kawasan itu sejak 2018. Lebih dari 300 bangunan tradisional dipugar. Ada yang menjadi museum, rumah teh, dan panggung budaya Yi.
BACA JUGA:Wuju Opera, Seni Panggung Klasik yang Bangkitkan Tradisi Tiongkok di Kancah Dunia
Di dalam area itu juga berdiri Jiangshan Theater (江山戏台/ Jiāngshān xìtái). Malam itu, kami beristirahat di depan teater itu. Biasanya, wisatawan bisa menonton tarian Yi, opera Sichuan (川剧/ Chuānjù), dan kadang pertunjukan modern bertema etnik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: