Program Deep Learning Kemendikdasmen Dinilai Baik, Surveinya 75,1 Persen

Program Deep Learning Kemendikdasmen Dinilai Baik, Surveinya 75,1 Persen

Pemaparan hasil survei terhadap penerapan deep learning oleh Kemendikdasmen di Jakarta, 30 Oktober 2025.-Foto: Arus Survei Indonesia-

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerapkan program pendekatan pembelajaran mendalam atau deep learning. Program baru itu ternyata disambut baik oleh masyarakat. 

Tebukti hasil survei nasional lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) menyebutkan, sebanyak 75,1% masyarakat menilai baik (gabungan sangat baik 17,8% & cukup baik 57,3%). "Sementara yang mengatakan tidak baik 3,9% (gabungan kurang baik 3,7% & sangat tidak baik 0,2%), dan yang tidak tahu/tidak jawab 21,1%,” kata Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an dalam paparan rilis surveinya di Hotel Sofyan Jakarta, Kamis 30 Oktober 2025. 

Ada sejumlah dampak positif program pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Dampak positif itu antara lain: peningkatan pemahaman konseptual yang mendalam (29,5%), membentuk siswa menjadi pembelajar yang aktif (23,7%), dan peningkatan motivasi dan keterlibatan belajar (10,3%).

“Hal ini penting di era  medsos di mana informasi bergerak cepat, banjir informasi yang serba pendek dan tidak mendalam. Adanya program deep learning untuk mengimbangi hal tersebut,” jelas Ali Rif’an.


Rilis hasil survei tentang penerapan deep learning dalam pembelajaran di sekolah oleh lembaga Arus Survei Indonesia di Jakarta, 30 Oktober 2025.-Foto: Arus Survei Indonesia-

Rilis survei bertema Evaluasi 1 Tahun Kinerja Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah itu dihadiri oleh sejumlah narasumber dari analis dan pemerhati pendidikan. Mereka adalah Dr Jejen Musfah MA (pengamat Pendidikan UIN Jakarta & Ketua PB PGRI), Budy Sugandi PhD (direktur Cendekia Madani & Analis Kebijakan Pendidikan), dan Dr Ahmad Munji (ketua umum Koalisi Masyarakat Indonesia untuk Perbaikan Pendidikan).

Survei ini dilaksanakan pada tanggal 18–25 Oktober 2025 secara nasional di 38 provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel 1200 responden. Survei dilakukan melalui telesurvei dengan metode penarikan sampel random digit dialing (RDD).

Metode pembelajaran dengan pendekatan deep learning itu dikenalkan oleh Mendikdasmen Abdul Mu'ti pada Februari 2025, atau 8 bulan lalu. Deep learning sebagai bagian dari perkembangan teknologi pendidikan berperan penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam. 

“Pintu pertama untuk melakukan learning yang mendalam itu adalah attention atau perhatian. Proses ini melibatkan panca indera manusia, sehingga kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki akan memicu rasa ingin tahu lebih dalam pada proses belajar,” jelas Abdul Mu’ti pada 15 Februari 2025 lalu.

BACA JUGA:Pemilihan Dekan di UI Diwarnai Dugaan Nepotisme, BEM UI dan DPR RI Desak Transparansi

BACA JUGA:Meski Bukan Penentu Kelulusan, Dindik Jatim Dorong Siswa Serius Kerjakan TKA, Ini Alasannya

Mu'ti juga pernah menyatakan bahwa proses belajar yang mendalam atau deep learning bukan hanya soal penguasaan materi, tetapi juga tentang menemukan makna dalam pembelajaran itu sendiri.

"Proses ini membuat seseorang merasa gembira ketika belajar dan meraih pencerahan. Deep learning mendorong bagaimana belajar bisa memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya," ungkap Mu'ti yang juga sekretaris umum PP Muhamamdiyah itu.

Menurut mendikdasmen, setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu, ada tiga prinsip utama dalam penerapan deep learning yang perlu diterapkan oleh para pendidik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: