Ponorogo Resmi Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Ponorogo Resmi Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Gelaran Festival Reog Nasional Tahun 2025 -Boy Slamet Disway -

PONOROGO, HARIAN DISWAY- Kota Bumi Reog resmi masuk ke jaringan kota kreatif UNESCO atau UNESCO Creative City Network (UCCN).  

Keputusan Ponorogo bergabung ke UCCN itu disampaikan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay saat peringatan World Cities Day 2025 di Paris, Jumat 31 Oktober 2025. Selain Ponorogo, ada 57 kota baru di dunia yang ditetapkan menjadi anggota baru UCCN UNESCO.

"Ini bukti bahwa kebudayaan kita, terutama ekosistem seni adiluhung reog Ponorogo mendapat pengakuan global,” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pada Sabtu, 1 November 2025. 

Kang Giri, sapaan akrabnya, juga mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai lapisan masyarakat yang telah mendukung Ponorogo dalam pendaftaran ke UCCN. Mulai dari tokoh masyarakat, akademisi, seniman, pengrajin, hingga anak-anak muda. 

BACA JUGA:Kidung Logo HUT Ponorogo, Ajak Masyarakat Tak Lupakan Sejarah

Setelah pengakuan ini, Giri berharap masyarakat Ponorogo tetap memiliki komitmen untuk terus menumbuhkan kreativitas dan UMKM. ”Agar Ponorogo tambah joss,” katanya.

Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris Satrya Wibawa mengatakan, selain Ponorogo, Malang juga ditetapkan sebagai sebagai anggota UCCN UNESCO pada ajang ini. Dan penetapan ini, menambah daftar kota kreatif Indonesia yang diakui UNESCO. ”Menjadi tujuh kota,” katanya. 

Satrya mengatakan, penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota-kota metropolitan. Tetapi juga di kawasan yang kuat akar budayanya dan dinamis inovasi digitalnya,” ujarnya.

BACA JUGA:Grebeg Suro 2025: Festival Reog Ponorogo Meriahkan Tradisi Leluhur

Satrya mengingatkan, status UCCN UNESCO ini “bukan gelar seremonial. Tetapi mandat kerja sama internasional yang harus segera ditindaklanjuti lewat program, festival, riset, dan jejaring kreatif.

Penetapan Ponorogo di bidang Crafts and Folk Art oleh UNESCO ini menempatkan kekuatan seni rakyat terutama tradisi Reog, kerajinan pendukungnya, dan ekosistem pelaku budaya lokal, ke dalam jejaring kota-kota dunia yang memajukan kriya dan seni rakyat sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan.(*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: