Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (71): Ragam Etnis Tak Lagi Lima

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (71): Ragam Etnis Tak Lagi Lima

UMBI-UMBIAN menjadi salah satu menu makan malam bersama suku Lisu, 20 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-

Tiongkok tak hanya luas dari sisi wilayahnya. Etnisnya pun beragam. Warna-warni.

PERNAH, pada suatu masa, hanya ada lima etnis atau kelompok masyarakat yang ’’diakui’’ di Tiongkok.

Itu terjadi pada 1912. Tepatnya, sejak runtuhnya Dinasti Qing. Anda sudah tahu, kisah kaisar terakhir Pu Yi difilmkan lewat The Last Emperor pada 1987. Setahun kemudian, film besutan Bernardo Bertolucci itu dinominasikan pada sembilan kategori 60th Academy Awards alias Piala Oscar. Dan semuanya menang! Tata musiknya juga meraih penghargaan Grammy Awards 1988.

Istimewanya, itulah film barat pertama yang diperbolehkan syuting di Kota Terlarang di pusat Beijing.

Nah, keruntuhan dinasti tersebut diikuti dengan berdirinya Republik Tiongkok. Republik ini akhirnya menjadi Republik Rakyat Tiongkok pada 1949. Di masa Republik Tiongkok, hanya ada lima etnis yang diakui. Mereka disatukan dalam bendera lima warna (Wu se qi). Merah untuk Han, kuning Manchu, biru Mongol, putih Hui, dan hitam Tibet.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (70): Dari Lereng Gunung ke Catwalk

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

’’Bisa Anda bayangkan, hanya ada lima etnis yang diakui negara,’’ kata Profesor He Keyong, Selasa, 28 Oktober 2025, dalam kuliah di Jianguomen Diplomatic Residence Compound, Beijing.

Padahal, Tiongkok begitu luas. Pasti jumlah etnisnya sangat banyak. ’’Bahkan, dulu pernah ada 400 etnis yang dicatat,’’ kata Prof. He.

Itulah yang akhirnya dirapikan oleh Republik Rakyat Tiongkok. Pendataan dilakukan selama tiga dekade. Tepatnya, pada 1950-1987. Etnis benar-benar dibedakan berdasar empat kriteria. Yang pertama adalah bahasa. Bukan sekadar dialek.

Yang kedua adalah letak geografis utama. Berikutnya adalah kehidupan ekonomi dan tata mata pencaharian. Setelah itu adalah kesamaan filosofi alias mental set.

Hasilnya, sekarang ada 56 etnis yang tercatat oleh negara. Sebagian besar adalah etnis Han.


ANEKA KERAJINAN khas suku Lisu dipamerkan kepada para jjurnalis. Mereka juga menjajal tutup kepala manik-manik.-Doan Widhiandono-

Etnis-etnis itu pun mendapat keistimewaan. Terutama pada wilayah-wilayah yang konsentrasi etnis minoritasnya sangat tinggi. Karena itulah Tiongkok punya lima wilayah otonomi setingkat provinsi. Yakni, Inner Mongolia dengan populasi Mongol, Xinjiang mayoritas Uygur dan Kazakh, Tibet mayoritas Tibet, Guangxi dengan suku Zhuang, dan Ningxia yang didominasi suku Hui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: