SDM T-Shaped, Potret Talenta Masa Depan?

SDM T-Shaped, Potret Talenta Masa Depan?

ILUSTRASI SDM T-Shaped, Potret Talenta Masa Depan?-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

DI tengah arus perubahan yang deras dan hadirnya kecerdasan buatan di hampir setiap lini kehidupan, manusia kembali ditantang untuk menjawab pertanyaan lama dengan cara baru: bagaimana agar tetap relevan? 

Dunia kerja berubah begitu cepat, sedangkan banyak sistem pendidikan yang masih berlari di jalur lama. Dalam pusaran itulah, muncul gagasan tentang sumber daya manusia berbentuk huruf T –manusia yang memiliki kedalaman keahlian di satu bidang (sisi vertikal), tetapi juga keluasan wawasan untuk bekerja lintas disiplin (sisi horizontal).

Gagasan itu bukan sekadar istilah akademik. Ia adalah panggilan zaman agar manusia tidak berhenti belajar dan terus beradaptasi. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan, ”kita tidak bisa bicara industri masa depan dengan SDM yang masih hidup di masa lalu. Transformasi total dibutuhkan sekarang juga.” 

BACA JUGA:Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM): Pembelajaran dari 80 Tahun Perjalanan Bangsa

BACA JUGA:Bonus Demografi, Gen Z, dan Tantangan SDM

Pandangan itu menunjukkan bahwa masa depan tenaga kerja Indonesia tidak cukup hanya bergantung pada penggunaan teknologi, tetapi juga harus mampu menciptakan dan memimpin perubahan itu sendiri.

Arah serupa tampak dalam kebijakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, sebagaimana tertuang dalam Permendiktisaintek Nomor 40 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis 2025–2029, yang menekankan pengembangan kurikulum adaptif, kolaboratif, dan lintas disiplin. 

Prinsip itu sejalan dengan semangat pembentukan kompetensi berbentuk T, yaitu kombinasi antara keahlian mendalam dan keluasan wawasan.

BACA JUGA:Pola Diet dan Hidup Sehat untuk SDM Unggul

BACA JUGA:Pengembangan SDM ASN Melalui Inovasi

Peneliti Vibeke Andersson (2023, Aalborg University) mencatat bahwa pasar kerja dunia kini lebih menghargai lulusan yang mampu beradaptasi dan berinovasi. Keahlian mendalam tetap penting, tetapi kemampuan menyeberangi batas bidanglah yang menentukan keberhasilan seseorang. 

Sejalan dengan itu, B.S. McIntosh (Water Policy, 2013) menjelaskan bahwa profesional berbentuk T ialah mereka yang bukan hanya paham pada satu disiplin, tetapi juga sanggup berbicara dalam bahasa berbagai bidang dan menghubungkan perbedaan menjadi kolaborasi.

Seorang ahli teknik masa kini perlu tahu cara berkomunikasi dengan tim manajemen. Seorang dosen ekonomi perlu memahami cara berpikir generasi digital. Seorang dokter pun kini dituntut mampu mengedukasi publik dengan bahasa yang sederhana. 

BACA JUGA:Indonesia SDM Hebat: Atasi Obesitas untuk Membangun SDM yang Berkualitas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: