Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (74): Tak Lagi Tinggal di Dalam Lempung

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (74): Tak Lagi Tinggal di Dalam Lempung

RUMAH TRADISIONAL suku Yi di Desa Sanhe yang dipertahankan dan menjadi obyek wisata.-Doan Widhiandono-

BACA JUGA:Putri Tiongkok, Tren Baru Wisata Budaya di Beijing

BACA JUGA:Trump Bertemu Xi Jinping, Tarif untuk Tiongkok Dipangkas 10 Persen

Setelah 2014, perubahan berjalan cepat. Pemerintah menetapkan garis kemiskinan absolut sebesar 2.300 yuan (harga konstan 2010). Juga menyalurkan 600 miliar yuan untuk relokasi 10 juta penduduk di wilayah pegunungan.

Program ini diikuti pelatihan kerja, bantuan pendidikan, dan jaminan kesehatan.

Di Sanhe, hasilnya kasatmata. Dulu, banyak keluarga hidup dari jagung dan kentang. Sekarang, sebagian membuka toko, beternak lebah, atau menanam apotek hidup di lahan koperasi.

Lalu, apa yang terjadi pada rumah-rumah lawas milik warga? Masih ada. Tapi menjadi semacam museum.

Kami, misalnya, mengunjungi dua rumah lawas. Selain milik Yeqiu, juga milik Jimu Ziluo. Dinding lempung rumah itu kini berhias cerita. Foto-foto kunjungan Xi Jinping. Cerita tentang keluarga yang sukses keluar dari jerat kemelaratan mutlak.

Di rumah itu, kami berdiang di ’’ruang tamu’’. Yang menjadi satu dengan dapur dan kamar tidur.

Tujuh tahun silam, Xi Jinping mengeluarkan kalimat yang sampai kini masih dikutip media Tiongkok: Kita tidak boleh membuat satu pun keluarga atau etnis di tertinggal… (*/bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: