Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (74): Tak Lagi Tinggal di Dalam Lempung

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (74): Tak Lagi Tinggal di Dalam Lempung

RUMAH TRADISIONAL suku Yi di Desa Sanhe yang dipertahankan dan menjadi obyek wisata.-Doan Widhiandono-

Ada kamera CCTV di depan rumahnya. ’’Untuk apa? Apakah kriminalitas tinggi?’’ tanya saya.

Kata Yeqiu, kamera pengawas itu berguna kalau ia sedang bepergian. ’’Siapa tahu ada kerabat berkunjung,’’ kata pria 46 tahun itu.

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

BACA JUGA:PWNU Jatim dan Konsulat Tiongkok di Surabaya Siapkan Program Bersama untuk Pendidikan, Budaya, dan Ekonomi Rakyat

Sejumlah media mencatat, Yeqiu dan istrinya lantas mengikuti sekolah malam. Belajar bahasa mandarin. Juga keterampilan lain. Karena itu, sesekali Yeqiu pun ikut proyek konstruksi.

Anak-anaknya juga sukses. Dua dari lima anaknya adalah mahasiswa di Chengdu. Salah satu anak Yeqiu bernama Jiahao Yuoguo. Saat Xi Jinping datang, Yuoguo baru berumur 10 tahun. Dia menyanyi di depan sang presiden.

Kini, Yuoguo tumbuh menjadi perempuan yang manis sekali. Dia menyanyi dalam pembukaan Chengdu Universiade 2023, mewakili 56 etnis Tiongkok. Lagunya sama dengan yang dilantunkan di depan Xi Jinping: Beautiful National Flag.

Menurut pemandu yang menyertai kunjungan kami, anak-anak warga Sanhe memang punya prestasi. Saban tahun, puluhan anak diterima di universitas.

Tak heran, Sanhe pun menjadi salah satu percontohan nasional. Ia adalah bagian dari “Precision Poverty Alleviation Strategy” (精准扶贫) — strategi nasional yang diresmikan Xi pada 2013 dan menjadi dasar kebijakan No One Left Behind.


RUMAH BARU Jihao Yeqiu (tengah) di desa Sanhe. Di pelataran rumah itu, Yeqiu diwawancara pada jurnalis Asia Pasifik, 23 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-

Strategi itu menargetkan 98,99 juta penduduk miskin di pedesaan pada 2012. Pendapatan per kapita mereka hanya 2.500 yuan per tahun. Kurang dari setengah rata-rata nasional. Dari situ, program identifikasi akurat dilakukan. Tiap keluarga miskin didata, penyebab kemiskinan dicatat, dan solusi disesuaikan dengan kondisi lokal.

Sanhe menjadi contoh keberhasilan pendekatan itu. Medannya terlalu sulit untuk pembangunan jalan. Sehingga solusinya bukan memperbaiki infrastruktur lama. Melainkan relokasi total ke kawasan baru yang layak huni. Jihao Yeqiu termasuk dalam 29 keluarga pertama yang direlokasi.

Lokasi hunian baru itu tak jauh dari desa asal. Agar warga masih bisa beraktivitas ’’normal.’’ Yang petani tak ngungsi jauh dari lahannya.

Langkah besar itu adalah bagian dari reformasi struktural nasional yang disebut The First Centenary Goal. Yakni, membangun masyarakat sejahtera secara menyeluruh (All-Round Moderately Prosperous Society).

Menurut data dari Prof. Wang Sangui, direktur China Anti-Poverty Research Institute, kemiskinan absolut menjadi bottleneck utama pencapaian tujuan itu. Dalam kuliah yang kami ikuti di Beijing, 28 Oktober 2025, Prof. Wang menjelaskan bahwa pada 2012, pendapatan per kapita petani di daerah miskin baru 62 persen dari rata-rata nasional. Dan hanya 25,7 persen rumah tangga yang memiliki toilet sanitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: