Van Dijk dan Rooney Akhiri Ketegangan Usai Liverpool Kalahkan Madrid 1–0, Lanjut Podcast!

Meski sempat diwarnai sindiran, suasana antara kedua legenda sepak bola itu akhirnya berakhir damai. Setelah Van Dijk menyampaikan tanggapan diplomatisnya, Rooney memberikan klarifikasi yang lebih serius. 

“Saya rasa apa yang saya katakan tetap adil,” ujar mantan bintang Manchester United itu. 

“Kalau kamu sudah menjuarai Premier League, lalu tim mengalami tiga atau empat kekalahan beruntun, tentu itu mengejutkan. Sebagai kapten, itu kesempatanmu untuk memimpin dan membawa tim bangkit,” tambah Rooney.

Rooney menegaskan bahwa kritiknya bukan serangan pribadi, melainkan bagian dari ekspektasi terhadap standar tinggi yang sudah dibangun Liverpool. 

“Yang saya maksud, kami tahu standar yang telah Liverpool tetapkan. Ketika kamu sudah mencapai puncak, tantangan terberat adalah mempertahankan level itu,” lanjutnya.

BACA JUGA:Liverpool vs Real Madrid 1-0, The Reds Tundukkan Los Blancos di Tengah Tren Negatif

BACA JUGA:Rating Pemain Liverpool yang Tekuk Real Madrid 1-0, Semua Lini (Akhirnya) Mulai Kompak

Keduanya kemudian berjabat tangan dan Van Dijk meninggalkan area wawancara dengan ekspresi santai. 

Gabby Logan sempat menimpali. “Sepertinya gencatan senjata sudah terjadi, mungkin setelah ini Virgil akan datang ke podcast Rooney,” katanya sambil tertawa kecil.

Rooney pun memuji sikap terbuka sang bek. “Yang menarik, dia tidak harus datang ke sini malam ini, tapi dia tetap datang dan menghadapi langsung,” katanya setelah Van Dijk pergi. 

“Tentu saja lebih mudah bicara ketika kamu menang, tapi malam ini dia bermain sangat baik. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kami semua tahu betapa tinggi standar yang ia (Van Dijk) tetapkan. Ia sendiri tahu bahwa musim ini belum berada di level terbaiknya, tapi dalam beberapa laga terakhir dia mulai kembali ke performa itu.” ujar Rooney menutup percakapan.

Dengan kemenangan atas Real Madrid dan penampilan solid Van Dijk, tensi di antara keduanya pun mereda. 

Dialog tersebut mencerminkan kedewasaan dua sosok besar sepak bola Inggris dan Eropa, yang mampu menyelesaikan perbedaan pendapat dengan saling menghormati di depan publik — sebuah contoh langka di era media modern yang sarat dengan drama dan spekulasi. (*)

*) Mahasiswa magang Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

 

Sumber: sport illustrated