Mengapa Dunia Mengakui Wayang Sebagai Warisan Budaya Dunia? Ini Sejarahnya

Mengapa Dunia Mengakui Wayang Sebagai Warisan Budaya Dunia? Ini Sejarahnya

Wayang tidak hanya menjadi hiburan tradisional, tetapi juga simbol kearifan dan identitas budaya Indonesia.-freepik-

HARIAN DISWAY- Seni wayang berkembang sejak ribuan tahun lalu di wilayah Nusantara, khususnya di Pulau Jawa dan Bali.

Bukti tertulis yang cukup awal ialah dalam Prasasti Balitung (sekitar abad X M) yang mencatat istilah mawayang dalam sebuah ritual. 

Awalnya wayang digunakan dalam konteks ritual dan tradisi keagamaan, kemudian tumbuh menjadi pertunjukan yang memadukan cerita, musik, dan visual.

Pengakuan oleh UNESCO

Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO secara resmi menetapkan jenis pertunjukan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. 

BACA JUGA:6 Jenis Wayang Unik dari Nusantara yang Tidak Banyak Dikenal

BACA JUGA:5 Jenis Wayang Indonesia, Tradisi dengan Nilai Filosofis Tinggi

Kemudian, dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, The Wayang Puppet Theatre tercantum sebagai salah satu warisan budaya tak benda. 

Pengakuan tersebut menegaskan bahwa wayang bukan hanya milik lokal, tetapi memiliki nilai universal yang layak dilestarikan bersama dunia.

Alasan pengakuan dan nilai budaya

Terdapat beberapa alasan kuat mengapa dunia menganggap wayang layak sebagai warisan budaya dunia:

  1. Kedalaman sejarahnya yang mencapai lebih dari satu milenium dan tersebar ke berbagai pulau di Indonesia.
  2. Bentuk pertunjukannya yang kompleks: perpaduan boneka (baik wayang kulit maupun wayang kayu), musik gamelan, seni tutur, dan narasi epik. 
  3. Fungsi sosial-kultural yang luas: selain hiburan, wayang juga menjadi sarana pendidikan, moral, refleksi sosial dan spiritual.
  4. Identitas budaya Indonesia yang kuat sekaligus dapat beradaptasi dengan perubahan zaman. 

BACA JUGA:Hari Wayang Nasional 7 November, Mari Simak Ulang Filosofi dan Sejarah Wayang

BACA JUGA:8 Ucapan Untuk Meriahkan Hari Wayang Nasional 7 November 2024

Perkembangan dan pelestarian


Dari bayangan di balik kelir, wayang menghadirkan kisah moral dan filosofi hidup yang telah diwariskan selama berabad-abad-freepik-

Seiring waktu, wayang menyebar dari Jawa dan Bali ke pulau-pulau lain seperti Lombok, Madura, Sumatra, Kalimantan, dengan ragam bentuk dan gaya lokal yang khas.

Untuk menjaga kelestariannya, telah dilakukan program nasional oleh UNESCO dan pemerintah Indonesia. Misalnya pelatihan dalang muda, dokumentasi, digitalisasi pertunjukan. 

Namun, tantangan tetap ada yaitu generasi muda kadang kurang tertarik, persaingan dengan media modern, dan semakin sedikitnya dalang muda yang meneruskan tradisi.

Relevansi di era modern

Walaupun berakar tradisional, wayang tetap relevan di zaman sekarang karena dapat menyampaikan pesan moral, sosial dan budaya dengan cara yang kreatif. 

BACA JUGA:Jaga Eksistensi Wayang, Unindra PGRI Melakukan MOU dengan 13 Stasiun TVRI

BACA JUGA:Mengenal Wayang Beber, Warisan Leluhur dalam Pekan Wayang Jawa Timur 2024

Hal ini menjadikannya bukan sekadar hiburan lama, tetapi sebuah warisan hidup yang bisa dihadirkan ulang dan disesuaikan agar relevan bagi generasi muda.

Di sisi lain, pengakuan internasional meningkatkan kebanggaan nasional dan memperkuat citra Indonesia di panggung budaya dunia.

Pengakuan dunia terhadap wayang bukanlah kebetulan. Kombinasi sejarah panjang, kekayaan seni dan budaya, serta nilai-universal yang dimilikinya menjadikan wayang sebagai warisan yang harus dijaga.

Sebagai bagian dari identitas bangsa, wayang mengajak kita untuk menghargai akar budaya sendiri, sekaligus membuka ruang bagi dialog global.

BACA JUGA:Hari Wayang Nasional 7 November 2024, Tahukah Anda Sejarah Lengkapnya?

BACA JUGA:Tak Hanya Jawa, Tiongkok Punya Wayang Kulit sebagai Warisan Budaya

Bagi generasi muda, mengenal wayang berarti juga mengenal bagian penting dari jati diri dan warisan budaya yang telah diakui dunia.

*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diolah dari berbagai sumber