Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (78): Cinta Budaya Sampai Dewasa
LATIHAN LAGU suku Yi dalam ruang kelas SMA Luoshijan, Kabupaten Puge, 24 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-
Sekolah itu luas. Dua puluh hektare dengan 86 kelas, 4.394 siswa, dan 342 guru. Dan 52 di antaranya berjabatan akademik tinggi. Sekolah itu adalah simbol keseriusan negara dalam membangun pendidikan menengah berkualitas di wilayah minoritas.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
BACA JUGA:Kilauan Emas Kuno: Pameran Baru Ungkap Sejarah Panjang Seni Emas Tiongkok
Pemerintah pusat menempatkan Kabupaten Puge sebagai wilayah prioritas dalam program East-West Education Pairing. Sekolah-sekolah di Zhejiang dan Sichuan timur mengirim tim pengajar untuk membantu daerah barat. Dua gelombang dukungan datang. Sebanyak 26 guru dikirim untuk menguatkan kurikulum dan penelitian.
Tujuan pemerintah daerah adalah menyediakan pendidikan yang memuaskan rakyat. Itu sejalan dengan kebijakan State Council Instruction on Accelerating Education in Central and Western Regions (2016). Menurut Prof. He, kebijakan itu “mengarahkan ribuan guru terbaik ke wilayah seperti Tibet, Xinjiang, dan Sichuan.”

KELAS DEBAT Bahasa Inggris di SMA Luoshijan, 24 Oktober 2025.-Doan Widhiandono-
Di SMA tersebut, kami sempat mengikuti sesi menyanyi dalam bahasa Yi. Lagunya tentang kerinduan kepada ayah. Luojishan Senior High School membuktikan bahwa kesetaraan pendidikan bukan hanya soal fasilitas, tapi soal rasa hormat terhadap identitas. Di situlah anak-anak Yi belajar menyusun masa depan dengan percaya diri: berdebat dalam bahasa asing, sekaligus menyanyi dalam bahasa leluhur. (*/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: