Dugaan Motif Bullying di Kasus Peledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakut: Tanggung Jawab Sekolah

Dugaan Motif Bullying di Kasus Peledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakut: Tanggung Jawab Sekolah

ILUSTRASI Dugaan Motif Bullying di Kasus Peledakan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakut: Tanggung Jawab Sekolah.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Korban perundungan adalah anggota kelompok yang secara historis terpinggirkan, seperti ras dan etnis minoritas, komunitas LGBTQ, dan anak-anak dengan kemampuan berbeda.

Korban dapat menarik diri dari sekolah, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada hubungan dan prestasi akademik mereka. Mereka bahkan mungkin melakukan tindakan menyakiti diri sendiri. Juga, menyakiti orang lain.

Korban butuh dukungan dari guru dan profesional di sekolah. Korban harus didorong untuk melaporkan perundungan kepada orang dewasa yang dipercaya.

Jika pihak pengajar di sekolah membiarkan perundungan atau menganggap sepele, suatu saat bakal meledak menjadi insiden tak terduga.

Jika kasus peledakan di SMAN 72 terbukti bermotif perundungan, inilah ledakan masalah perundungan terbesar di sekolah yang ada selama ini. 

Kasus Mario Dandy merundung David Ozora terjadi di luar sekolah. Itu ledakan perundungan terheboh di luar wilayah sekolah. Di sana guru mereka (pelaku dan korban) merasa aman karena terjadi di luar sekolah. 

Selama ini para guru mungkin selalu berdoa, semoga perundungan tidak terjadi di wilayah sekolah. Dengan demikian, mereka merasa tidak perlu bertanggung jawab. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: