Banjir Kembali Rendam Surabaya, Pemkot Percepat Proyek Drainase
Pengendara motor terobos banjir di Jalan Tambak Osowilangun Surabaya-Sahirol Layeli-Harian Disway

Screen di pintu air di Surabaya sering dipenuhi sampah sehingga menyebabkan banjir -Pemkot Surabaya-
"Insyaallah di akhir November selesai semua. Kalau sudah jadi, kawasan seperti Pakal dan Dukuh Kupang, yang puluhan tahun banjir, kini tidak banjir lagi," sambung Eri.
Namun, tantangan tetap ada. Di Kecamatan Sukomanunggal, sebagian warga menolak pembangunan saluran baru, sehingga banjir terus berulang. "Tahun depan warga harus mau. Camat dan lurah harus meyakinkan mereka," tegasnya.
Eri bahkan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah lokasi banjir, termasuk Jalan Tanjungsari. Di sana, ia menemukan rumah warga yang berdiri di atas saluran air dan menghambat aliran. Jangan sampai bangunan ada di luar persil. Kalau salurannya ditutupi rumah, gimana banjir bisa selesai?” tanyanya.
Ia memerintahkan camat dan LPMK mengumpulkan warga untuk menyesuaikan bangunan dengan batas tanah resmi. Ia juga melarang pembangunan jembatan pribadi di atas saluran, yang mempersempit aliran air.
Selain drainase, Pemkot Surabaya memperkuat sistem pengendali banjir dengan 76 rumah pompa aktif, yang akan ditambah lima unit hingga akhir 2025.
BACA JUGA:Sampah Kasur, Sofa, dan Lemari Kini Wajib ke TPS Khusus, Berikut Lokasinya!
BACA JUGA:Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Benowo Jadi Percontohan Nasional
Fokus utama berada di wilayah selatan, yakni Menanggal, Ahmad Yani, Ketintang, Karah, dan Rungkut Menanggal, yang selama ini langganan banjir. Pemkot juga berkoordinasi rutin dengan BMKG untuk mendeteksi dini cuaca ekstrem.
"Biasanya 1–2 jam sebelum hujan, kami sudah dapat peringatan, lalu menyalakan pompa dan menurunkan Satgas," jelas Syamsul Hariadi, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya.
Syamsul mengingatkan bahwa sampah masih jadi penyebab utama penyumbatan saluran. Terutama di saluran Greges menuju Bozem Morokrembangan.
Untuk itu, Satgas bersiaga 24 jam dengan sistem tiga shift bertugas membersihkan saringan rumah pompa. "Tanpa kesadaran masyarakat, upaya kami tidak akan efektif. Jangan buang sampah sembarangan ke saluran air," pungkasnya.
Banjir di Surabaya bukan bencana alam yang tidak bisa diatasi, tapi akibat dari tata ruang, sampah, dan kurangnya kesadaran masyarakat.
Pemkot sudah bergerak cepat dengan infrastruktur, teknologi, dan SDM. Kini, warga Surabaya juga harus bertindak dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mendukung pembangunan drainase. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: