Yimakan, Seni Lisan Bangkit Kembali dari Timur Laut Tiongkok
MASYARAKAT HEZHE merayakan budaya tradisional mereka dengan nyanyian dan tarian dalam sebuah festival di Fuyuan, Jiamusi, Provinsi Heilongjiang.-Zhang Tao-Xinhua
Presiden Tiongkok Xi Jinping sempat mengunjungi Desa Bacha di Tongjiang pada Mei 2016. Dalam kunjungannya, ia menyaksikan pertunjukan Yimakan dan memuji kekayaan budaya Hezhe. Serta semangat mereka menjaga tradisi leluhur.
Salah satu sosok penting dalam pelestarian Yimakan adalah You Mingfang, perempuan berusia 60 tahun asal Tongjiang. Dia tumbuh dalam lingkungan yang sarat bahasa dan budaya Hezhe.
BACA JUGA:Putri Tiongkok, Tren Baru Wisata Budaya di Beijing
BACA JUGA:Mengenal Makna di Balik Chongyang Festival, Keberkahan dalam Double Ninth
Sejak kecil, You terbiasa mendengar kisah dan lagu yang dibawakan orang tuanya pada malam musim dingin yang panjang.
“Saya belajar bahasa Hezhe langsung dari ayah. Kami sering berbaring bersama sambil berlatih berbicara,” kenangnya.
Ketertarikannya terhadap Yimakan tumbuh perlahan. Hingga akhirnya dia menjadi pengajar dan penampil aktif. Kini, You mendedikasikan hidupnya untuk memperkenalkan Yimakan kepada generasi muda.
Bagi You, Yimakan adalah ruang tempat mitos, legenda, kisah cinta, perang, dan kehidupan sehari-hari berpadu menjadi alunan yang penuh makna. “Saya paling menyukai bagian mitosnya. Ada keajaiban dan kebijaksanaan di setiap cerita,” ujarnya.

YOU MINGFANG tampil membawakan sekaligus melestarikan tradisi Yimakan di hadapan publik. -Xie Jianfei-China Daily
BACA JUGA:Teknologi Digital Hidupkan Kembali Tembok Kota Kuno Xi’an di Tiongkok
BACA JUGA:Wuju Opera, Seni Panggung Klasik yang Bangkitkan Tradisi Tiongkok di Kancah Dunia
Upaya pelestarian Yimakan juga datang dari kalangan ilmuwan. Hou Ru, peneliti dari Akademi Ilmu Sosial Provinsi Heilongjiang, telah meneliti budaya Hezhe sejak 2012. Ia menilai Yimakan memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi.
“Yimakan adalah sejarah hidup suku Hezhe,” katanya, dilansir China Daily. Menurut Hou, melalui Yimakan, masyarakat dapat melihat hubungan mendalam suku Hezhe dengan alam, leluhur, dan sesama manusia.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga bahasa Hezhe. Karena tanpa bahasa, Yimakan akan kehilangan maknanya. “Bahasa dan Yimakan tidak dapat dipisahkan. Jika bahasa hilang, cerita-ceritanya pun akan hilang,” tambahnya.
Kebangkitan Yimakan didukung pula oleh masyarakat Tongjiang. Sekolah dan pusat komunitas kini menawarkan kelas bahasa Hezhe dan pelatihan Yimakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: china daily