Museum Megalitikum Bondowoso: Magnet Sejarah Internasional
ILUSTRASI Museum Megalitikum Bondowoso: Magnet Sejarah Internasional.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Konsep ”museum tanpa dinding” menawarkan pengalaman yang otentik. Wisatawan tidak hanya melihat dolmen dan sarkofagus. Namun, wisatawan juga dapat melihat bagaimana warisan ribuan tahun berdialog dengan kehidupan modern.
Sebuah batu kuno di pekarangan warga yang masih dirawat menceritakan kisah yang jauh lebih kuat daripada batu serupa yang dipindahkan ke podium pameran. Keunikan itulah yang harus dikemas dan dijual sebagai daya tarik utama.
MENGEMAS NARASI GLOBAL
Memiliki produk unik saja tidak cukup. Produk tersebut membutuhkan narasi yang kuat, sebuah storytelling yang mampu memikat imajinasi global. Museum Megalitikum Bondowoso menyimpan ribuan kepingan teka-teki peradaban manusia.
Tugas pengelola ialah merangkai kepingan tersebut menjadi sebuah cerita yang relevan bagi publik dunia. Narasi tersebut harus melampaui data arkeologis yang kering.
Megalit bukan hanya soal batu. Megalit berbicara tentang sistem kepercayaan, organisasi sosial, teknologi, seni, dan pandangan kosmologi leluhur. Narasi yang dibangun harus menyentuh tema-tema universal.
Bagaimana manusia purba Bondowoso memandang kehidupan setelah kematian? Bagaimana cara leluhur membangun struktur sosial melalui monumen komunal?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat universal dan akan menarik minat siapa pun dan dari mana pun asalnya.
Penyelenggaraan acara seperti Megalit Fest merupakan langkah awal yang sangat baik. Kegiatan tersebut berfungsi ganda, yaitu sebagai media edukasi bagi generasi muda lokal dan sebagai ajang promosi.
Kegiatan edukatif seperti lomba vlog, sketsa, dan pergelaran seni ”Sang Leluhur” merupakan cara cerdas menanamkan rasa memiliki. Ke depan festival tersebut perlu ditingkatkan skalanya.
Mungkin dengan mengundang para pakar megalitikum internasional, seniman residensi global, dan jurnalis perjalanan mancanegara sehingga gaungnya bisa melintasi batas negara.
PROFESIONALISME MENUJU PANGGUNG DUNIA
Transformasi dari pusat informasi lokal menjadi magnet budaya internasional menuntut profesionalisme di semua lini. Status baru museum harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Pengelola tidak bisa lagi bekerja dengan pola pikir penjaga situs. Pengelola harus berevolusi menjadi kurator, pemandu profesional, ahli konservasi, dan manajer destinasi yang andal.
Kolaborasi menjadi kata kunci. Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendirian. Pelibatan aktif akademisi dari universitas, arkeolog, antropolog, sampai pegiat ekonomi kreatif sangat dibutuhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: