Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (83): Wajah Babi sampai Big Data Mangga

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (83): Wajah Babi sampai Big Data Mangga

KULIAH Prof. Yan Yan di Jianguomen Diplomatic Residential Compound, 13 November 2025.-Doan Widhiandono-

Teknologi juga masuk ke peternakan. Di salah satu peternakan babi, ribuan ternak dipantau dengan sistem face recognition. Agar mudah diketahui, babi mana yang sudah makan dan babi mana yang harus ditambah makanannya.

BACA JUGA:ITCC Lepas 250 Calon Mahasiswa ke Tiongkok, Gelar Sharing Session Knowledge is Power Bersama Dahlan Iskan

BACA JUGA:Pelepasan 250 Mahasiswa ITCC Diiringi Kesenian Khas Dayak dan Peluncuran Kompetisi Bahasa Mandarin

Prof. Yan tertawa kecil menceritakan itu. Sebab, dia juga bingung. Bukankah semua babi wajahnya sama? Justru para peternak yang menjelaskan itu. “Ternyata lebih mudah. Wajah babi lebih tiga dimensi dibanding manusia,” ujarnya. Sistem digital itu pun bisa memantau kesehatan, pertumbuhan, dan pakan ternak secara akurat.

Internet Education, Internet Healthcare, dan Internet+ Finance telah meningkatkan layanan publik di pedesaan. Hingga Juni 2022, pengguna pembayaran daring pedesaan mencapai 227 juta (penetrasi 75,25%).

Pada Juni 2023, pengguna pendidikan daring 67,87 juta (22,5%) dan layanan kesehatan daring 68,75 juta (22,8%). Sistem itu memungkinkan masyarakat desa mengakses pendidikan, kesehatan, dan layanan finansial tanpa harus meninggalkan kampung.

Di Malipo Ethnic Middle School, Provinsi Yunnan, sekolah berusia lebih dari sembilan dekade, siswa juga membuka gerbang cita-citanya lewat internet. Itu tampak dari dialog mereka dengan Harian Disway saat kelas bahasa Inggris. Temanya adalah: apa cerita tentang kampung mereka.


KEGIATAN belajar mengajar di sebuah sekolah setingkat SMA di Tiongkok.-Doan Widhiandono-

Kepada saya, Jiang Mengfu, seorang siswa, mengaku ingin terbang ke Inggris. Melanglang buana. Baik untuk pendidikan atau rekreasi. Nah, Liu Jengchun, kawannya, justru ingin ke Indonesia. Alamnya indah, katanya.

Transformasi digital telah mendorong ekonomi desa, memperluas pasar, dan menumbuhkan aspirasi generasi muda. Namun, tantangan tetap ada. Terlebih, belum semua desa memiliki penetrasi internet yang sama kualitasnya.

Namun, harus diakui, dari wajah babi hingga data mangga, dari livestreaming hingga kelas daring, desa-desa Tiongkok menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi pengungkit ekonomi dan sosial. (*/bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: