Kenali Perbedaan antara Trauma dan Paranoia sebelum Mendiagnosis Diri
Trauma dan paranoia adalah dua kondisi yang berbeda, baik dari penyebab, bentuk gejala, maupun dampaknya.-Kannika Palson-Istock
Paranoia menciptakan ketakutan spekulatif yang berpusat pada dugaan buruk terhadap lingkungan. Meski gejalanya sama-sama berat, tapi cara penanganannya berbeda.
Kapan Harus Mencari Bantuan?
Jika trauma membuat seseorang sulit menjalani rutinitas, sering mengalami kilas balik, atau terus merasa terancam, penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
BACA JUGA: Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Mental yang Sering Terlupakan
BACA JUGA: 7 Kebiasaan Buruk yang Harus Ditinggalkan Gen Z agar Fisik dan Mental Lebih Sehat
Sementara itu, jika pikiran curiga berlebihan sudah mulai mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, atau menyebabkan isolasi diri, evaluasi profesional juga sangat dianjurkan.
Memahami perbedaan trauma dan paranoia membantu kita menyadari bahwa kondisi mental memiliki karakteristik yang spesifik dan tidak bisa disamaratakan.
Semakin kita mengenali tanda-tandanya, semakin mudah untuk mencari bantuan yang tepat untuk memberikan dukungan yang empatik untuk orang-orang di sekitar kita.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala serupa, ingat bahwa bantuan tersedia dan pemulihan selalu bisa dilakukan. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: