PM Jepang Angkat Suara Soal Alasan Ajak Staf Rapat Dini Hari

PM Jepang Angkat Suara Soal Alasan Ajak Staf Rapat Dini Hari

Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berbicara dalam konferensi pers setelah Pertemuan Pemimpin Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2025 di Gyeongju pada 1 November 2025.-Jung Yeon-je-via AFP

HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, menuai berbagai kritik setelah mengadakan rapat mendadak dengan para ajudannya pada Jumat, 7 November 2025 pukul 03.00 pagi.

Takaichi memberikan klarifikasi bahwa dia harus meninggalkan tempat tinggalnya pada dini hari karena mesin faksimili di tempat itu tidak berfungsi. Sehingga ia tidak bisa mempelajari dokumen berisi brifing sebelum ia tampil di parlemen untuk sidang anggaran.

Sejak dilantik jadi PM, Takaichi memang belum pindah ke kediaman resmi PM Jepang. Dia tinggal di asrama parlemen (Diet Dormitory) di Akasaka, Tokyo. Tempat tersebut disebut hanya memiliki mesin faksimili tua.

Karena harus rapat pada esok harinya pada pukul 9 pagi, Takaichi akhirnya meninggalkan kediamannya di asrama parlemen dan bergegas menuju kediaman perdana menteri. Di sana, ia memanggil para ajudan untuk menggelar rapat. 

Saat berbicara di parlemen, Takaichi sempat menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para ajudannya. Namun dia mengatakan bahwa rapat dini hari itu diperlukan untuk menyelesaikan revisi dokumen yang akan ia bawa di sidang parlemen. 

BACA JUGA:Tiongkok Peringatkan Warganya Hindari Jepang Setelah Ketegangan Diplomatik Soal Taiwan


Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menjawab pertanyaan selama sidang Komite Anggaran Dewan Penasihat di Parlemen Nasional di Tokyo pada 14 November 2025.-Kazuhiro Nogi-via AFP

Pertemuan tersebut dilaporkan berlangsung hampir tiga jam dan melibatkan beberapa ajudannya. Insiden ini menuai berbagai kritik tajam terutama dari kritik dari para politikus partai oposisi.

Mantan Perdana Menteri Yoshihiko Noda sekaligus pemimpin partai oposisi mengatakan tidak ada pemimpin yang seharusnya memaksa para ajudannya untuk bekerja pada jam tersebut.

BACA JUGA:PM Jepang Sanae Takaichi dan Ilusi Kebijakan Pro-Perempuan

"Semua orang sedang tidur pada waktu itu. Ini adalah sikap yang menyedihkan bagi seorang pemimpin nasional," katanya.

Sekretaris Jenderal dari partai oposisi Kazuyu Shimba, juga memberikan teguran kepada perdana menteri Jepang karena mengabaikan kesejahteraan stafnya.

"Jika Perdana Menteri mulai kerja pukul 03.00 pagi waktu setempat, maka stafnya harus mulai bekerja pukul 01.30 atau pukul 02.00 pagi waktu setempat," ucap Shimba. 

"Orang-orang tidak bisa menghadapi itu secara fisik," tambahnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber