Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (87): Tetap Olah Teh Secara Tradisional
HANYA DENGAN TANGAN,Li Shuting menyangrai dauh teh dalam tungku tradisional. Proses itu mengeluarkan minyak alami dan aroma daun teh.-Doan Widhiandono-
Teh di desa Jiwozhai tidak hanya berasal dari pohon yang usianya lebih dari satu milenium. Cara pengolahannya pun seperti tak terkikis zaman.
KABUT yang menyelimuti Jiwozhai belum juga menipis ketika kami kembali menyusuri jalan basah itu. Matahari sudah naik. Tapi, sinarnya masih terhambat lapisan putih tebal yang menggantung rendah.
Suara langkah kami teredam jalan yang lembap. Bau hutan masih melekat di pakaian sejak memeluk pohon teh tua pagi itu.
Li Shuting berjalan di depan. Perempuan suku Yao itu berperawakan ramping. Tetapi geraknya mantap. Dia sesekali menyalip. Menunggu di tikungan. Sambil memegang handphone. Mengambil gambar dan video.
“Hati-hati, licin,” katanya setelah melambai kepada saya yang juga mengambil video.
Yang kami tuju adalah sebuah bangunan luas. Sebagian dindingnya dari kayu.
Ruang yang kami masuki cukup lapang. Ada rak-rak kayu-bambu dengan nyiru alias tampah. Juga dari bambu.
Setumpuk daun teh sudah menunggu diolah. Dengan cekatan, Li dan beberapa kawannya menunjukkan cara mengolah daun yang baru dipetik tersebut. Tangan mereka membolak-balik daun hijau segar tersebut. Agar menyebar. Tidak menggumpal. Daun itu kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya.
Setelah itu, daun tersebut disangrai. Prosesnya dilakukan di tungku tradisional dengan wajan yang melekat permanen. Api di tungku pun jadi tak terlihat.

TIGA PEREMPUAN suku Yao menyajikan teh tradisional di desa Jiwozhai, Provinsi Yunnan, Tiongkok.-Doan Widhiandono-
Para perempuan tersebut lantas menggoreng daun-daun tersebut. Mereka tak memakai alat apa pun. Hanya memakai sarung tangan dari kain tebal.
Dia membolak-balik daun dengan gerakan memutar. Seperti menari kecil. Ritmenya konsisten, hampir seperti mantra yang sudah dilakukannya ribuan kali. Kalau gerakannya lebih lambat—dan diiringi musik—mereka seperti melakukan gerakan Taichi…!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: