Inovasi Teknologi Universitas Negeri Surabaya dalam Innovnesa 2025: Pamerkan “Jam Tangan” Pemantau Pasien
SUASANA Innovnesa 2025 di Unesa yang dibuka Senin, 24 November 2025 dan berlangsung sampai Rabu, 26 November 2025.-Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway-
HARIAN DISWAY - Teknologi terus berkembang. Tidak lagi sekadar memudahkan pekerjaan manusia, kini teknologi juga membuat manusia lebih nyaman. Itu terlihat dalam pameran karya mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Innovnesa yang berlangsung pada 24-26 November 2025.
Gedung Rektorat Kampus 2 Unesa ramai pengunjung sejak pukul 09.00 WIB pada Senin, 24 November 2025. Mereka ingin menjadi yang pertama menyaksikan pameran Innovnesa.
Sebanyak 79 produk riset dipamerkan dalam ekshibisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi, Pemeringkatan, dan Publikasi Ilmiah itu.
Shaping a Sustainable Future Through Creativity & Collaboration menjadi tema Innovnesa kali ini. Produk-produk yang ditampilkan di sana beragam.
BACA JUGA: KPPTI 2025 di Unesa: Kampus Jadi Jantung Ekonomi, Bukan Menara Gading Lagi
BACA JUGA:KPPTI 2025 di Unesa, Kampus Berdampak untuk Indonesia Emas 2045
Ada yang inovasi bidang keolahragaan, seni budaya, disabilitas, minuman herbal, pakan ternak, teknologi, dan karya berbasis artificial intelligence (AI).
“Unesa menyambut baik seluruh hasil penelitian dosen, mahasiswa, dan mitra binaan, sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat budaya inovasi kampus,” ujar Bachtiar Syaiful Bachri, wakil rektor bidang hukum, ketatalaksanaan, keuangan, sumber daya, dan usaha Unesa.
Mahasiswa dari berbagai program studi (prodi) unjuk karya dalam Innovnesa. Di antaranya, prodi Teknik Elektro dan Sains Data.
Tim dari prodi Teknik Elektro menciptakan Aegis-net, Medloc, dan Straps. Total ada 15 mahasiswa yang menggarap tiga proyek tersebut untuk memenuhi penilaian mata kuliah Proyek Teknik Elektro.
BACA JUGA:Unesa Inklusif! Tingkatkan Literasi Edupreneur Siswa Tunarungu di Gresik Lewat Damar Kurung
BACA JUGA:Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Unesa Unggul Tipis atas LPI Al-Majidiyah Pamekasan Madura

PRADINI PUSPITANINGAYU, dosen pembimbing tim Teknik Elektro, menjelaskan tentang produk inovasi yang dipamerkan di Innovnesa pada Senin, 24 November 2025.-Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway-
Senin itu, Harian Disway berkesempatan mengamati langsung Aegis-net dan Medloc. “Mereka ada job desk sendiri-sendiri. Proyek kami mulai pada pertengahan 2025 dan masih akan berlanjut tahun depan,” urai Pradini Puspitaningayu, dosen pembimbing tim prodi Teknik Elektro.
Aegis-net dan Medloc berguna untuk memantau keadaan pasien dari jarak jauh. Keduanya bisa dihubungkan dengan komputer maupun ponsel. Selain pasien medis, teknologi itu juga bisa dimanfaatkan oleh pengasuh lansia.
“Medloc dilengkapi dengan sensor photoplethysmogram (PPG) untuk mengukur detak jantung. Sensor PPG bekerja dengan cara memantulkan cahaya ke kulit dan bisa tembus ke pembuluh darah,” ujar Akbar Wildhanata, mahasiswa semester 7 yang ikut mengerjakan proyek tersebut.
Ada juga sensor suhu yang berfungsi untuk mengecek temperatur tubuh pasien atau lansia. Medloc juga dilengkapi mmWave (radar gelombang milimeter) yang berguna untuk mengamati detak jantung dan laju pernapasan melalui gelombang elektromagnetik.
BACA JUGA:Dies Natalis ke-65, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Gelar Tennovex dan Pamerkan RISSA
BACA JUGA:Jadi Prodi Baru di Untag, Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Difokuskan pada Penerapan AI
Medloc, imbuh Akbar, berbentuk seperti jam tangan. Karena bentuknya itu, Medloc sangat fleksibel dan bisa dipakai siapa saja.
Inovasi lainnya adalah Aegis-net yang memungkinkan keluarga dan perawat mengetahui keberadaan dan pergerakan pasien dalam ruangan. Alat itu memanfaatkan sensor long-range wide-area network (LoRaWAN) yang berbasis internet of things (IoT).
“Jadi, kalau mau pantau pasien tinggal lihat di dashboard. Misalnya, pas si pasien jatuh di kamar mandi, tidak perlu mencari sendiri atau menunggu sampai dapat pertolongan. Karena alarm akan berbunyi,” ungkap Akbar.
Layar dashboard berupa tautan website yang terhubung dengan internet. Aegis-net memberikan kenyamanan pada pasien karena tidak perlu ada CCTV di ruang perawatan. Menurut Akbar, alat tersebut bekerja dengan cara memantulkan gelombang ke tubuh manusia.
BACA JUGA:Rembugan Buku Ludruk UNESA, Lestarikan Budaya Jawa lewat Karya Sindhunata
BACA JUGA:Pakar Kebijakan Publik Unesa Soroti MBG, Antara Harapan dan Realita!
“Manusia itu punya panas, sehingga alat itu dengan mudah mendeteksi posisi pergerakan manusia. Bahkan alat itu juga mampu memberi tahu, pasien ada di ruangan atau tidak,” terang Akbar.
Menurut Pradini, radar gelombang dari alat itu juga mampu mendeteksi ruangan di sekitarnya. Pasien bisa dideteksi sesuai dengan peta wilayah yang ditampilkan di dashboard dan tidak perlu menggunakan gambar atau video.
Karya lain yang menarik adalah steganografi karya mahasiswa prodi Sains Data. Steganografi merupakan teknologi yang berguna untuk menyembunyikan informasi dalam file. Steganografi juga membantu manusia untuk mengirimkan pesan rahasia melalui gambar.
“Kali ini, file yang digunakan berupa gambar. Biasanya pakai watermark dan itu akan mengganggu penampilan gambar secara visual. Dengan aplikasi steganografi, pengguna bisa menyembunyikan informasi tersebut,” jelas Alamsyah Ramadhan Vaganza, mahasiswa semester 5 yang ikut membidani lahirnya steganografi.
BACA JUGA:Dari Ide Menjadi Aset, DJKI–UI Perkuat Kolaborasi Inovasi Berbasis Kekayaan Intelektual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: