Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Unesa Unggul Tipis atas LPI Al-Majidiyah Pamekasan Madura

Debat Mandarin Tingkat Mahasiswa, Unesa Unggul Tipis atas LPI Al-Majidiyah Pamekasan Madura

Tim Jiang Liang Ai dari Universitas Negeri Surabaya sebagai tim pro. -Moch Sahirol Layeli -Harian Disway

HARIAN DISWAY - Lomba debat Bahasa Mandarin dalam ajang Disway Mandarin Debate and Speech berlangsung seru pada hari ketiga, Minggu, 5 Oktober 2025, di Atrium Tunjungan Plaza 6 Surabaya. Kompetisi ini menjadi lomba debat dan pidato berbahasa Mandarin pertama di Indonesia yang diselenggarakan oleh HARIAN DISWAY.

Setelah para peserta dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) bertarung pada hari kedua, Sabtu, 4 Oktober kemarin, pada hari ketiga ini, giliran debat bahasa mandarin tingkat mahasiswa. 

Pertandingan debat tingkat mahasiswa putara ke-2 mempertemukan Tim Jiang Liang AI dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai pihak pro, dan Tim Umar dari LPI Al-Majidiyah sebagai pihak kontra. Debat kali ini mengangkat tema yang unik dan menantang, yakni "AI mampu menafsirkan Al-Qur’an dengan lebih cepat dan akurat dibanding manusia."

Debat dibuka oleh moderator Andreso, yang mempersilakan tim pro untuk menyampaikan argumen pertama. Tim Jiang Liang AI memulai dengan menekankan kecepatan dan objektivitas kecerdasan buatan (AI) dalam membaca serta menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an.

BACA JUGA: Lomba Debat Bahasa Mandarin Disway, Tim Majidiyah dan Nurul Jadid Berdebat Soal Kiai Harus Memahami AI

"AI bisa mencari, membaca, dan menjelaskan beberapa ayat dan tafsir dalam hitungan detik. Selain itu, AI juga lebih objektif dan bisa menyebarkan ajaran Al-Qur’an ke seluruh dunia," ujar perwakilan tim pro.


Tim Umar dari LPI Al-Majidiyah sebagai tim kontra. -Moch Sahirol Layeli -Harian Disway

Sementara itu, tim kontra dari LPI Al-Majidiyah menolak pandangan tersebut. Mereka menilai AI tidak memiliki kedalaman spiritual maupun perasaan yang dibutuhkan dalam menafsirkan kitab suci.

"AI hanya mengolah data yang diinput manusia. Menafsirkan butuh perasaan dan kerja sama, sedangkan AI tidak memiliki itu," tegas tim kontra.

BACA JUGA: Lomba Debat Bahasa Mandarin Disway, Tim Majidiyah dan Nurul Jadid Berdebat Soal Kiai Harus Memahami AI

Pada sesi kedua, debat semakin panas ketika moderator menafsirkan ulang jawaban dari masing-masing tim ke dalam bahasa Indonesia agar audiens lebih memahami poin-poinnya.

Moderator menyimpulkan, tim kontra mengingatkan bahwa data AI berasal dari manusia yang mungkin mengandung kekeliruan, sementara tim pro menekankan kemampuan AI dalam memahami konteks sejarah dan budaya ayat.

Setelah perdebatan sengit dua sesi, dewan juri mengumumkan hasil penilaian. Tim pro dari Unesa meraih skor 87,93, hanya unggul tipis dari tim kontra LPI Al-Majidiyah yang memperoleh nilai 87,70.

BACA JUGA: Lomba Debat Bahasa Mandarin, SMA Xin Zhong Kalahkan Nurul Jadid 3 dan Melangkah ke Final

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: