Petani Sidoarjo Sukses Tanam Jagung di Lahan Tidur

Petani Sidoarjo Sukses Tanam Jagung di Lahan Tidur

Moch Ismail dan Samsul Huda (topi hitam), dua dari empat petani jagung binaan Polsek Gedangan Polresta Sidoarjo.-Boy Slamet-

SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Jagung memang salah satu bahan makanan pengganti nasi. Tapi untuk kawasan Jawa, bahan makanan pokok itu belum lazim dikonsumsi. Jagung lebih banyak digunakan untuk pakan ternak atau hanya untuk kudapan ringan yang dibakar atau direbus. Bukan bahan makanan pokok.

Karenanya, jumlah luasan ladang jagung tidak sebanyak sawah yang ditanami padi. Luas sawah padi di Jawa Timur pada 2021 mencapai 1,747 juta hektare. Sementara itu, luas ladang jagung hanya 739.157,30 hektare. Bedanya hampir dua setengah kali lipat.

Dengan luasan tersebut, Jatim memang menempati peringkat tertinggi sebagai penyumbang jagung secara nasional. Tapi tetap saja, petani jagung kalah kelas dibandingkan dengan petani padi.

Itu pula yang dirasakan oleh Moch Ismail dan Samsul Huda, dua petani jagung warga Desa Punggul, Gedangan, Sidoarjo. Keduanya adalah contoh pemilik ladang yang masih bertahan menanam jagung. Keduanya mengaku sering berladang bersama sebab lokasi tanam jagung yang berdekatan.

BACA JUGA:Panen Perdana Nila Akuaponik di Taman Teman, UK Petra-DAP Dorong Ketahanan Pangan

BACA JUGA:Menteri Nusron Tegaskan Ketersediaan Lahan Jadi Kunci Utama Ketahanan Pangan

”Sebenarnya bukan bertahan. Karena memang tekstur tanah kami tidak memungkinkan untuk ditanami padi. Ya akhirnya kami bertahan dengan bertanam jagung,” terang Ismail.

Selama ini, dirinya tidak terlalu ambil pusing dengan hasil panennya. ”Sesuai keinginan pasar saja selama ini. Kalau ada yang ingin jagung muda ya kami panenkan. Kalau harus menunggu tua ya kami turuti,” papar bapak satu anak tersebut.

Menurutnya, menjual jagung muda lebih mudah. Tinggal petik tanpa proses lain. Beda dengan panen jagung tua yang harus melewati proses kering dan pipil. ”Bagi kami yang penting terjual,” kata Ismail sambil tertawa.

Tapi setelah Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program swasembada pangan, ada perubahan yang dirasakan Ismail. Petani jagung seperti dirinya merasa mendapat perhatian yang sama dengan petani padi. Petugas penyuluh lapangan (PPL) di tingkat kecamatan mulai rajin memantau perkembangan ladang jagungnya.

Sebagai penggerak petani jagung, keduanya pun menjadi penyambung keluhan para petani lain, misalnya terkait ketersediaan bibit dan pupuk. Ketika ada kendala pupuk atau ancaman hama yang dilaporkan, PPL kecamatan yang kemudian akan membantu mencarikan solusi.

BACA JUGA:Prabowo Tetapkan 3 Prioritas Nasional, Surabaya Bisa Jadi Role Model Ketahanan Pangan Urban

BACA JUGA:Undika Kompetisikan Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam FITCOM 3.0 Smart Farm

Kolaborasi tersebut menciptakan manfaat yang sudah dirasakan petani jagung sekitar dalam dua kali masa tanam dan satu kali masa panen. “Sekarang masih menunggu pecah bongkol untuk masa tanam kedua,” papar Huda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: