PCU Gelar Simposium Nasional, Dorong Seni Pertunjukan Berperan Aktif Menuju Indonesia Emas 2045

PCU Gelar Simposium Nasional, Dorong Seni Pertunjukan Berperan Aktif Menuju Indonesia Emas 2045

Suasana Simposium Nasional dengan topik Performing the Future: Building Creative Cities through Arts and Collaboration di Kampus PCU, 5 Desember 2025.-PCU-


Arumi Bachsin, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur berbicara dalam momen Simposium Nasional di Kampus PCU.-PCU-

Kelima narasumber itu: Igak Satrya Wibawa, Duta Besar RI untuk UNESCO; Dr. Meilinda, S.S., M.A; Dwinita Larasati dari Indonesia Creative City Network (ICCN); Vincent Padaré dari IFI dan Ra Sapta Candrika, pegiat Teater Koma.

Simposium yang berlangsung selama enam jam tersebut mengupas studi kasus upaya pelaku seni bertahan pasca-pandemi. Serta strategi menghadapi gelombang digital disruption.

Pun, diskusi tidak berhenti pada estetika atau produksi panggung. Penyelenggara mengangkat isu utama: bagaimana seni pertunjukan dapat berperan sebagai instrumen ekonomi yang konkret.

BACA JUGA:INDEX 2025 PCU, Saat Desain Interior dan AI Bertaut dalam Harmoni Digital

BACA JUGA:Membaca Warisan Budaya Lewat Karya Mahasiswa DFT PCU di Innofashion Show 2025

“Drama musikal, teater, performing arts, itu bisa menjadi alat bagi pemerintah kota untuk menarik wisatawan. Ketika turis datang, pekerja seni juga ikut bertumbuh,” jelas Jessie Monika, PIC simposium.

Contoh transformasi dari pelaku seni seperti Teater Koma menjadi bukti bahwa seni dapat masuk ke ruang digital. Tanpa kehilangan identitasnya.

Akses yang lebih luas, kolaborasi dengan industri, hingga peluang monitisasi menjadi fokus pembahasan berkelanjutan.

Simposium turut dihadiri Ketua Dekranasda Jawa Timur Arumi Bachsin. Dia menegaskan bahwa seni pertunjukan adalah bagian krusial dari industri ekonomi kreatif nasional.

BACA JUGA:PCU Luncurkan Magister Desain untuk Cetak Inovator Phygital Masa Depan

BACA JUGA:Siap Cetak Dokter Gigi Masa Depan, FKG PCU Dilengkapi Fasilitas Canggih dan Kurikulum Inovatif

“Industri ekonomi kreatif akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Arumi.

Dia sekaligus mengumumkan kabar penting: perubahan nomenklatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur yang kini resmi menjadi DISBUDPAREKRAF.

Itu dilakukan sebagai tanda keseriusan Pemprov Jatim dalam mengintegrasikan kebudayaan dan ekonomi kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: