Tanah Air Mata Ibu
Tanah Air Mata Ibu.-Bambang Asrini Widjanarko-
Lengkap dengan seluruh tantangan hari ini. Seperti tragedi Banjir Sumatera yang menohok batin terdalam yang sudah semestinya dihadapi dengan kepala menengadah.
Saya tak tahu harus bagaimana menyelesaikan esai ini, selain menutupnya dengan erangan lirih sebuah puisi. Yang ditulis oleh tangan yang mungkin bergetar sedih pada tahun 1991. Puisi milik penyair besar Sutardji Calzoum Bachri, yang saat ini tergolek lemah sebab sakit:
tanah air mata
tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: