University of Utah Ciptakan Tangan Bionik Berbasis AI, Mampu Tingkatkan Kealamian Gerak
Tangan prostetik berbasis AI ciptaan University of Utah. --intrestingenginering
Pengguna prostetik komersial biasanya harus menggerakkan tiap jari secara manual, menciptakan beban kognitif yang besar.
"Setengah dari pengguna menghentikan pemakaian prostesis. Karena kontrol yang sulit dan beban mentalnya tinggi," ujar Marshall Trout, peneliti pascadoktoral di Utah NeuroRobotics Lab.
Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti berkolaborasi dengan TASKA Prosthetics. Mereka memasang ujung jari khusus berisi sensor tekanan dan sensor jarak optik yang cukup sensitif. Fitur itu untuk mendeteksi benda sangat ringan seperti kapas.
BACA JUGA:Bocoran Spesifikasi Apple Watch Series 11, Penunjang iPhone 17 Pengawas Kesehatan
BACA JUGA:Samsung Spill Galaxy Ring di Galaxy Unpacked 2024, Cincin Pintar untuk Kesehatan
Data dari sensor digunakan untuk melatih jaringan saraf. Supaya setiap jari dapat menyesuaikan posisi pegangan secara otomatis.
Hasilnya, tangan bionik mampu membentuk genggaman optimal pada hampir semua objek. Teknologi itu menggabungkan sentuhan buatan dan gerakan berbasis kecerdasan buatan untuk menghasilkan kontrol yang lebih natural.
Tim juga mengembangkan sistem kendali berbagi. Sistem itu mampu menyeimbangkan perintah manusia dan koreksi otomatis dari AI.
Pengguna tetap menentukan kapan harus menggenggam atau melepaskan objek. Sementara AI membantu memastikan genggaman lebih stabil.
BACA JUGA:Sequis Life Luncurkan Produk Baru, Tanpa Pemeriksaan Medis dan Dilindungi Sampai 20 Tahun
BACA JUGA:Konsep Medis untuk Mengatasi Problem Kesehatan Global
Empat partisipan dengan amputasi lengan bawah mengikuti uji coba. Mereka menunjukkan peningkatan signifikan dalam penilaian standar. Serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang sebelumnya sulit.
Minum dari gelas plastik, misalnya, yang membutuhkan tekanan pas agar tidak jatuh atau hancur, menjadi lebih mudah dilakukan.
"Dengan menambahkan kecerdasan buatan, kami memberikan sebagian tugas menggenggam kepada prostesis. Hasil akhirnya adalah kontrol yang lebih intuitif dan lebih luwes," kata Jacob A. George, peneliti di Utah NeuroRobotics Lab.
Ke depan, tim berencana menggabungkan teknologi itu dengan antarmuka saraf implan. Memungkinkan pengguna mengendalikan prostetik hanya dengan pikiran. Jika berhasil, prostetik masa depan dapat menawarkan sensasi sentuhan yang semakin realistis dan respons yang lebih alami. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: