Daftar Kelalaian Fatal Dirut Terra Drone, Tersangka Kebakaran Maut di Jakarta

Daftar Kelalaian Fatal Dirut Terra Drone, Tersangka Kebakaran Maut di Jakarta

Dirut Terra Drone Dijerat 3 Pasal Berlapis.-disway.id/Cahyono-

"Tidak menyediakan ruang penyimpanan standar untuk bahan flammable. Tidak menyediakan pintu darurat dan sistem keselamatan bangunan. Tidak memastikan jalur evakuasi berfungsi," tambahnya.

2. Tidak Ada Proteksi Kebakaran

Gedung tersebut tidak dilengkapi sistem proteksi kebakaran, termasuk minimnya jalur evakuasi. Selain itu, gedung digunakan sebagai gudang meskipun izin mendirikan bangunan (IMB) diperuntukkan sebagai perkantoran.

"Tidak ada pintu darurat, tidak ada sensor asap, tidak ada sistem proteksi kebakaran, tidak ada jalur evakuasi, gedung memiliki IMB (izin mendirikan bangunan) dan SLF (sertifikat laik fungsi) untuk perkantoran namun digunakan juga sebagai tempat penyimpanan atau gudang," jelas Susatyo.

Penyelidikan juga menemukan pelanggaran dalam manajemen penyimpanan. Baterai yang rusak, bekas, dan masih layak pakai disimpan tanpa pemisahan.

BACA JUGA:Direktur Terra Drone Resmi Ditetapkan sebagai Tersangka Kebakaran

BACA JUGA:Manajemen Terra Drone Angkat Bicara soal Minimnya Fasilitas Keselamatan, Begini Tanggapan Pramono

"Ruangan penyimpanan sempit 2x2 meter tanpa ventilasi, tanpa fireproofing. Kemudian, genset dengan potensi panas berada di area yang sama," ungkapnya.

3. Tidak Ada Alarm Deteksi Kebakaran

Polisi menemukan bahwa gedung Terra Drone tidak memiliki sistem alarm kebakaran. Salah seorang karyawan bahkan harus naik ke lantai atas untuk memperingatkan rekan-rekannya secara langsung.

"Alarm kebakaran juga berdasarkan keterangan saksi tidak ada. Jadi, itu yang tahu kebakaran karena ketika sudah terbakar di bawah, ada yang lari ke atas sambil memberi tahu bahwa ada kebakaran," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra.

Roby menambahkan, saksi sempat mencoba menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), namun api sudah terlanjur membesar. Saksi kemudian menyelamatkan diri.

BACA JUGA:Manajemen Terra Drone Angkat Bicara soal Minimnya Fasilitas Keselamatan, Begini Tanggapan Pramono

BACA JUGA:Saksi Mata Ungkap Detik-Detik Kronologi Kebakaran Gdung Terra Drone Kemayoran

"Kemudian, dia sempat membawa salah satu APAR ini ke bawah. Jadi itu yang menjadi alarmnya. Maksudnya alarm itu disampaikannya melalui mulut, manual. Jadi tidak ada alarm dari sistemnya sendiri," jelasnya.

4. Tidak Ada Pemahaman Pengelolaan Baterai Drone

Kebakaran maut tersebut berasal dari ruang penyimpanan baterai drone. Hasil pemeriksaan menunjukkan para karyawan tidak memiliki pemahaman memadai terkait manajemen baterai drone.

"Dari semua karyawan kami periksa, memang umumnya mereka tidak paham walaupun cuma penjelasan singkat, tapi tidak ada tertulis dan paham bagaimana mengelola barang, baterai tersebut, di ruangan itu bercampur dengan baterai rusak, ada baterai dan sebagainya, itu jadi satu semua," ungkap Susatyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: