Bikin Terang Pembunuhan Mahasiswi UMM di Pasuruan Tabiat Dua Tersangka

Bikin Terang Pembunuhan Mahasiswi UMM di Pasuruan Tabiat Dua Tersangka

ILUSTRASI Bikin Terang Pembunuhan Mahasiswi UMM di Pasuruan Tabiat Dua Tersangka.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dilanjut: ”Setelah mereka menikah, abah (Ramlan) memberikan hadiah ke Agus mobil Mitsubishi Triton warna merah bernopol N 8765 NL. Juga, modal buka toko sembako dan jualan durian.”

Mobil Triton itulah yang membuka jalan penyelidikan polisi menangkap Agus. Mobil tersebut khas, berstiker tengkorak di bagian kapnya. Mencolok. Terpantau kamera CCTV jalan raya, mobil itu mondar-mandir di TKP penemuan mayat Faradila pada detik-detik menjelang dan sesudah penemuan mayat Faradila.

Polisi menduga, mayat korban dibuang pelaku dengan mengangkutnya di mobil pemberian ayah korban itu. Ironis sekali. Menyayat hati Ramlan. 

Ramlan kepada wartawan mengatakan, dua anaknya, si sulung dan bungsu, sudah lama bermusuhan dengan Agus. Sejak awal pernikahan Agus dan Husna. Penyebabnya gampang ditebak.

Ramlan: ”Kedua anak saya iri dan menduga, Agus menikahi anak saya karena mengincar harta.”

Sebab itu, Ramlan mengubah posisi bendahara dari semula Husna ke Faradila. Lagi-lagi gampang ditebak, hal itu justru membuat konflik dua anak Ramlan versus Agus makin tajam.

Ramlan: ”Mungkin, itulah motifnya (pembunuhan Faradila, Red). Tapi, biarkan polisi yang menyelidikinya.”

Seorang polisi rekan kerja Agus kepada wartawan menceritakan, karakter Agus temperamental. Suka marah. 

Teman: ”Dulu ia pernah ada konflik pribadi dengan saya. Soal asmara. Karena hubungan ia dengan mantan pacar saya. Saya diminta Agus agar tidak menghubungi mantan itu lagi. Karena katanya Agus sudah telanjur sayang kepada mantan saya.”

Satu pelaku lagi, Suyitno, biasa dipanggil Suyit. Ia teman masa kecil Agus di Desa Patokan. 

Tetangga Suyit, bernama Muhammad Azwar, kepada wartawan, menceritakan, Agus dan Suyit teman masa kecil. ”Setelah dewasa, nasib mereka jauh beda. Agus hidupnya enak, kaya, sedangkan Suyit miskin sekali. Kasihan sekali. Ia punya anak dua, satunya masih SD,” katanya.

Dilanjut: ”Kami, para tetangga, tidak ada yang menyangka pas dengar kabar kalau Suyit pelaku kedua di pembunuhan itu. Suyit orang biasa. Miskin. Pasti ia jadi pelaku karena diimingi uang oleh pelaku pertama.”

Suyit kini pengangguran. Dahulu ia bekerja macam-macam. Mulai buruh tani, sopir kendaraan umum, jadi hansip, terakhir ia jadi pegawai toko sembako milik tersangka Agus.

Suyit diberhentikan dari pegawai toko sembako milik Agus karena utang uang ke toko itu Rp2,5 juta, belum terbayar. Namun, Agus dan Suyit masih berkomunikasi. 

Azwar: ”Saya membaca berita keterangan dari polisi bahwa Suyit pelaku kedua, membantu Agus, berarti Suyit diajak Agus (membunuh Faradila, Red). Kok mau? Ya, kepepet kebutuhan (biaya hidup sehari-hari, Red).”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: