Cheng Yu Seorang Pengusaha Besar di Jakarta: San Ren Xing, Bi You Wo Shi

Kamis 12-05-2022,08:18 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

SEORANG pengusaha besar –besar sekali– kirim cheng yu ke Harian Disway. Pengusaha itu begitu tertarik dengan rubrik pepatah Tiongkok kuno yang tiap hari muncul di Harian Disway.

Sayangnya pengusaha Tionghoa itu tidak mau disebutkan namanya. Juga enggan ditampilkan fotonya. Tapi ia ingin sekali cheng yu favoritnya dimasukkan ke Harian Disway.

Ia begitu terkesan dengan cheng yu pilihannya itu. Sampai hafal di luar kepala. Ia juga menuliskan sendiri cheng yu itu. Dalam huruf Mandarin. Bunyinya: 三人行,必有我师 (sān rén xíng, bì yǒu wǒ shī). Yang terjemahan bebasnya: pada masing-masing orang, pasti ada yang bisa kita teladani.

Tentu pengasuh rubrik ini memberi tahu pengusaha besar itu. Bahwa cheng yu pilihannya itu juga menjadi pilihan pengusaha sukses lainnya: Teguh Kinarto. Dari Surabaya. Salah satu raja properti di Jawa Timur.

Tapi pengusaha besar dari Jakarta itu tidak peduli. Ia tetap ingin agar cheng yu kirimannya bisa diketahui orang banyak. Sebagai pelajaran bagi siapa saja. 

Ia sendiri mengaku memegang teguh pepatah yang ia dapat dari orang tuanya itu. Secara turun temurun. Sebagai peringatan. Bahwa, seberapa hebat pun diri kita, tidak boleh jemawa. Harus selalu belajar. Apa saja, dan kepada siapa saja.

Tapi, belajar saja belum cukup. Harus dibarengi dengan berpikir. Sebab, "Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya. Berpikir tanpa belajar, bahaya." Itu kata-kata Konfusius juga. Yang sama-sama ada dalam kitab Lun Yu seperti cheng yu favoritnya. Yang bunyi kalimat aslinya: "学而不思则罔,思而不学则殆" (xué ér bù sī zé wǎng, sī ér bù xué zé dài).

Intinya, kalau menurut Lin Bu 林逋, penyair zaman dinasti Song, "不自满者受益;不自是者博闻" (bù zì mǎn zhě shòu yì; bù zì shì zhě bó wén): Orang yang tidak mudah puas pada prestasi yang diraih akan beruntung; orang yang tidak menganggap dirinya paling benar akan pintar. (*)

 

Kategori :