Anak-anak asuhnya itu dengan berbagai kondisi yang berbeda-beda. Ada yang down syndrome, autis, tuna rungu, tuna fisik, maupun lemah secara mental dan intelektual. Mereka juga berasal dari daerah yang berbeda. Da yang dari Surabaya, Kediri, hingga Jakarta.
Bahkan, kata Eko, rata-rata dari mereka merupakan anak-anak yang dibuang oleh keluarganya. Ada yang dibuang di sampah, tambak, dan terminal. Sekitar sekitar 70 persen dari mereka sudah tidak mengenal lagi orang tuanya. “Hampir semua dari mereka tidak dikehendaki orang tuanya. Kalau saya bicara ini di tempat hening, saya pasti sudah nangis,” katanya. (Mohamad Nur Khotib)