Sudah enam tahun Antony Harsono menjadi member Entrepreneurs' Organization (EO). Bahkan ia kini didapuk sebagai presiden EO chapter Surabaya atau Indonesia Timur. Apa saja yang didapatkan Direktur PT Samator LNG Antony Harsono itu?
----- BALLROOM Novotel Samator penuh pengunjung, Jumat, 20 Mei 2022. Mereka menikmati karya-karya lukisan yang dipamerkan. Sedikitnya ada 50 karya lukis yang dipajang. Semuanya hasil karya belasan pelukis dari Slovakia. Acara itu merupakan rangkaian dari peresmian kantor Konsul Kehormatan Republik Slovakia di Surabaya yang dijabat oleh Rachmat Harsono, saudara Antony Harsono. Duta Besar Republik Slovakia untuk Indonesia Jaroslav Chlebo juga hadir. Di acara itulah Harian Disway bertemu Direktur PT Samator LNG Antony Harsono. Perawakannya tinggi dan besar. Mengenakan batik warna emas dipadu dengan celana hitam dan sepatu pantofel. Ia mempersilakan kami masuk ke ruang tengah. Tidak ada seorang pun di sana. Kecuali beberapa petugas teknis yang keluar-masuk. BACA JUGA:Mengenal Entrepreneurs' Organization (1): Mau Jadi Member, Rogoh Ratusan Jutaan Rupiah “Maaf, baru sempat ketemu. Kemarin sibuk sekali. Habis dari Jakarta dan Singapore,” katanya begitu duduk di sofa hitam. Jadwal urusan bisnisnya memang padat. Membuatnya kerap terbang ke berbagai tempat dalam waktu sekejap. Namun, kebingungan dan keresahan sebagai pengusaha itu pun terjawab. Tepat ketika memutuskan gabung menjadi anggota Entrepreneurs' Organization (EO) pada 2016. Ia bertemu dengan orang-orang yang pas. Yakni untuk berbagi pengalaman, bertukar pikiran, saling belajar dan saling membantu memecahkan masalah. "Impact-nya besar sekali bagi saya sebagai pengusaha. Saya berubah banget, kata teman-teman. Saya lebih terbuka," katanya. EO adalah langit baru baginya. Sebelum bergabung, Antony merasa menempati posisi puncak. Berada di posisi tertinggi. Pandangannya pun berubah. Ia bertemu banyak orang lebih hebat di EO. Sehingga termotivasi lagi untuk terus belajar. Belajar lebih mendengarkan pendapat orang lain. Juga belajar melihat suatu permasalahan dari berbagai sisi. Terutama belajar dari anggota yang lain yang lebih hebat. Mengaplikasikan metode mereka ke sistem perusahaan. Yakni dengan merangkum tiga aspek perkembangan. Mulai dari sektor bisnis, personalitas, dan keluarga setiap anggota. Sehingga semua program EO pun diadakan untuk mendorongnya. Mereka sering menggelar event seputar pengembangan diri. Mengundang banyak inspirator-inspirator hebat sebagai pembicara tamu. Tak hanya dari dunia bisnis, melainkan dari berbagai macam bidang. Salah satunya, Shailee Basnet, perempuan mungil penakluk puncak gunung tertinggi dunia. Pendaki asal Nepal itu didatangkan khusus untuk berbagi pengalamannyi. Diminta untuk bercerita soal perjuangan ketika mendaki. “Apa yang dipikirkannyi ketika mau menyerah, itu sangat penting bagi kami,” lanjut Antony. Yakni untuk pengembangan diri anggota EO. Begitu juga dengan event aspek keluarga. Mereka sering mengadakan kelas pengasuhan anak.
Aktivitas member EO Indonesia East -Dokumentasi Pribadi- Semua anggota EO memegang satu prinsip. Bahwa pembelajaran yang sangat berharga itu sulit ditemukan di mesin pencari (Google). Itu yang membuat mereka kerap mendatangkan narasumber yang luar biasa. Di satu kesempatan, misalnya, mereka juga mengundang seorang transgender sebagai pembicara. Bagi pebisnis lain, pembicara seperti itu mungkin seolah tidak ada hubungannya dengan bisnis. Namun, tidak bagi anggota EO. Mereka selalu haus terhadap hikmah dari orang-orang yang penuh perjuangan. Bahwa setiap orang selalu punya sisi 5 persen yang tak bisa diceritakan. "Lima persen itu yang sangat berarti. Sifatnya sangat confidential," ungkap salah seorang penerus Samator itu. Bagi Antony, metode pembelajaran seperti itu berdampak besar. Para pengusaha tak cukup hanya kerja keras. Tetapi juga belajar keras mengembangkan diri dengan terbuka. Ada juga semacam forum diskusi kelompok (FGD). Setiap forum beranggotakan 8 pengusaha. Dengan berbagai macam latar jenis usaha. Di dalam forum itu, mereka saling belajar bertukar pikiran. Saling memberi solusi. Tanpa menghakimi dan memaksakan pendapat. Misalnya, ada satu anggota yang perusahaannya sedang bermasalah. Maka yang lain tidak boleh menggurui. ”Hanya boleh berbagi pengalaman dengan bercerita. Tidak boleh menyalahkan atau memberi solusi langsung,” ungkap Presiden EO chapter Indonesia Timur itu. Selain itu, solidaritas antar anggota EO sangat kuat. Tak hanya di Indonesia, melainkan seluruh anggota di dunia. Simpati antar mereka pun tak terbatas. Terbukti dari berbagai peristiwa yang menimpa anggota. Salah satunya, pernah ada orang tua anggota yang terserang penyakit jantung. Saat itu mereka sedang tinggal di kota kecil di Amerika Serikat. "Member kita ini lalu kasih kabar ke member yang di Amerika. Eh langsung diterbangkan dokter spesialis,” ujarnya. Bantuan itu diberi secara cuma-cuma. Tidak ada biaya apa pun. Dari situlah, Antony merasa bahwa kebersamaan anggota EO sangat berarti. Ke depan, ia berharap kebermanfaatan itu diperluas. Ia ingin memperluas jaringan chapter ke banyak kota besar di Indonesia. Mulai dari Semarang, Bandung, Medan, hingga Palembang. “Kami bener-bener pengin makin banyak jaringan. Soalnya, banyak dapat hal baik di organisasi yang kami dapat. Otomatis pengin menularkan ke lebih banyak orang,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib/Bersambung)
-Grafis: Rozi Hamdani-Harian Disway-