Ia meminta agar UMKM di Kota Surabaya lebih digenjot lagi. Sebab, potensinya sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi. Bahkan memberi kontribusi nyaris 90 persen pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Apalagi, kini ada kebijakan baru dari pemerintah pusat. Yakni belanja barang dan jasa pada setiap instansi harus dialokasikan ke UMKM sebesar 40 persen. APBD Kota Surabaya, misalnya, mencapai hampir Rp 3 triliun. Tentu peluang untuk menghidupkan UMKM bisa lebih besar.
Salah satu UMKM binaan Pemkot Surabaya pun ada yang moncer. Omzetnya bisa tembus hingga Rp 4 miliar per bulan. “Ayo, mari kita semua berkolaborasi. Bisa menggandeng investor atau apapun,” ucapnya.
Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Terutama soal penerbitan izin. Ia tak mau para investor kesulitan mendapat izin apapun di Kota Surabaya. “Permudah izinnya. Saya gak mau dengar pengusaha sambat SLF metune angel. Jadi ini tugas besar sekda dan asisten dua,” tegasnya. BERBAGAI pameran digelar kembali secara leluasa di Kota Surabaya. Bahkan sejak Juni, tercatat ada sekitar 6 pameran level nasional sudah diselenggarakan. Menyusul Surabaya Great Expo (SGE) yang akan diadakan pada 24-28 Agustus nanti.
Penyelenggaraan SGE memang sudah absen dua tahun gara-gara pandemi Covid-19. Kali terakhir digelar pada 2019 di Exhibition Hall Grand City. “Ya, penyelenggaraan SGE ke-12 akhirnya baru bisa digelar tahun ini,” ungkap Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Fauzi Mustaqiem Yos saat acara launching SGE di lobi Balai Kota Surabaya, Kamis siang, 10 Agustus 2022.
SGE ke-12 juga bakal digelar di tempat yang sama seperti sebelumnya. Cuma ada beberapa perbedaan. Yakni terkait jumlah stan hanya mencapai 140 unit. Jumlah itu lebih sedikit ketimbang pada 2019 yang mencapai 197 unit.
Tentu jumlah stan itu akan menentukan jumlah keterlibatan UMKM yang bakal lebih sedikit. Namun, jumlah produk yang dihadirkan cukup banyak.
Ada ribuan produk UMKM yang akan mengisi acara SGE tersebut. Baik UMKM dari BUMN, BUMD, OPD, perguruan tinggi, sekolah, asosiasi pedagang hingga berbagai sektor pengusaha-pengusaha lain.
Peserta itu tak hanya dari Kota Surabaya. Tetapi juga luar kota dan provinsi. “Karena ini skalanya nasional. Jenis produknya juga macam-macam. Dari fashion, craft, peralatan makanan, medical tourism, dan banyak lainnya,” kata Fauzi.
Yang jelas, tujuan SGE untuk menarik para buyers, traders, dan investor. Itu sebagai upaya memperluas jaringan pasar nasional maupun global. Selain itu, SGE juga bisa dijadikan ajang promosi, hiburan, belanja dan rekreasi bagi semua lapisan masyarakat.
Acara peluncuran SGE itu juga dihadiri oleh perwakilan dari instansi terkait. Juga tentu saja Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia pun mengatakan, SGE tahun ini sebagai pembangkit gairah ekonomi masyarakat Kota Surabaya pasca Covid-19.
Sehingga target yang ditetapkan tidak setinggi SGE pada 2019. Target jumlah pengunjung pun diturunkan. Dari 27 ribu orang menjadi 25 ribu orang. Tentu itu juga memengaruhi total transaksi selama gelaran 5 hari tersebut.
Sebetulnya, jumlah transaksi SGE meningkat setiap tahun. Misalnya, pada 2019 naik sekitar 24 persen dari 2018. Total transaksi SGE 2019 tembus Rp 6,8 miliar. Bahkan omzet UMKM dari OPD di lingkungan Pemkot Surabaya saat itu bisa tembus Rp 605 juta.
Eri pun enggan menarget transaksi SGE tahun ini. Ia menyesuaikan dengan situasi perekonomian terkini. “Posisinya sekarang, kami ingin menggerakkan ekonomi dulu. Capaiannya mungkin belum bisa setinggi tahun sebelumnya,” tegasnya.
Namun, ia optimistis gairah ekonomi masyarakat akan bangkit. Apalagi jumlah produk UMKM yang dihadirkan mencapai 2 ribu produk.
Sebab, konsep yang diterapkan pada SGE kali ini beda. Yakni UMKM yang tidak kebagian stan bisa menitipkan produknya. “Jadi meski gak hadir, tapi produk tetap bisa di-display,” jelasnya.