Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Pendeta Itu Menculik Anakku (14)

Rabu 31-08-2022,18:15 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Salman Muhiddin

Setelah 2017, tabir pertanyaan yang selalu ada di benaknyi akhirnya mulai terbuka. Nalurinyi benar. Bahwa sang ayah sebenarnya tak mau merelakan Olvi diadopsi di Belanda. Semua kisah itu akhirnya disampaikan pihak keluarga.

Sang ayah dipaksa dan ditekan oleh pendeta Belanda yang ada di Manado. Juga, perawat asal Belanda yang ada di rumah sakit tempatnyi dilahirkan. 

Mereka menawarkan sejumlah uang dan menebus biaya pengobatan sang ibu yang meninggal pada 1 Januari 1976. Seorang perawat asal Indonesia sudah menghalangi proses adopsi itu. Sang ayah pun ingin membatalkan perjanjian adopsi tersebut.

Namun, Olvi tiba-tiba menghilang. Keluarga tak pernah melihatnya sama sekali. Dalam rangkuman kisah yang ditulis pada Maret 2021, Olvi menulis kisah yang sebenarnya.

Perawat dari Rumah Sakit Budi Setia di Langowan tidak setuju terhadap adopsi ini dan berusaha mencegah hal itu terjadi. Namun, perawat dari Belanda yang juga bekerja di rumah sakit yang sama memastikan bahwa adopsi akan tetap ditindaklanjuti. 


Olvi Jasinta (Tengah) berfoto dengan warga Surabaya yang berdandan pejuang di Tugu Pahlawan, 17 Agustus 2022.-Dok Ana Maria -

Kemudian, pendeta menunggu kesempatan untuk diam-diam mengirim saya dari Langowan ke Manado. Di Manado ada sebuah panti asuhan bernama Panti Asuhan Dr. Lukas yang dijalankan oleh seorang pendeta yang disebutkan sebelumnya dari Manado, dan pada akhirnya saya berada di sana selama tiga bulan sebelum dikirim ke Jakarta. 

Olvi diculik. Itulah fakta yang selama ini berusaha disembunyikan. Kisah karangan itu akhirnya terbongkar. 

Marah. Kaget. Tapi lega. Perasaan itu campur aduk. Di satu sisi, dia menyadari ada banyak orang jahat yang mementingkan uang. Segala cara dilakukan. Bahkan, sampai memisahkan anak dengan orang tuanya.  Di sisi lain, dia bersyukur bisa membongkar skandal itu.

Lebih baik tahu kisah pilu walau menyakitkan ketimbang harus hidup dalam kebohongan. (*)

Dikirim ke Panti Asuhan Pangkuan si Cilik Jakarta. BACA BESOK!

 

Kategori :