Banyak kepala negara yang mengucap dukacita buat keluarga korban. Termasuk Presiden Indonesia Jokowi via Twitter, Minggu, 30 Oktober 2022.
”Deeply saddened to learn about the tragic stampede in Seoul. My deepest condolences to those who lost their loved ones.”
Evgenii Evtushenko, dalam bukunya, Mourners Crushed at Stalin’s Funeral (1963), menyatakan, jika terjadi sesuatu kejadian mengejutkan di kerumunan massa, sangat berbahaya.
Sebab, kerumunan massa itu mencair (bergerak seperti air). Kalau sudah telanjur bergerak, tidak mungkin dicegah lagi. Di situlah tragedi.
Korban tewas umumnya dua jenis. Pertama, sesak napas akibat tergencet manusia. Kedua, remuk redam lantaran terinjak-injak.
Evtushenko menulis itu setelah sepuluh tahun tragedi di Moskow. Ketika prosesi pemakaman Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin, 5 Maret 1953, di usia 74 tahun. Stalin tokoh legendaris dunia.
Masyarakat Soviet dari mana-mana datang ke Moskow. Sekadar memberikan penghormatan terakhir kepada Stalin. Semua orang ingin mendekati peti mati. Berdesakan. Terjadilah tragedi.
Ratusan orang mati, terinjak-injak. Pemimpin Uni Soviet 1958–1964 Nikita Khrushchev menyatakan, 109 orang tewas. Ratusan terluka.
Tapi, tidak semua kerumunan berbahaya. Malah, jarang yang menjadi tragedi. Asalkan, ada pemimpin yang paham psikologi massa.
John Drury, guru besar psikologi sosial di The University of Sussex di dekat London, Inggris, diakui para psikolog internasional sebagai pakar kerumunan. Ia sering jadi pembicara, khusus soal itu.
Dalam wawancara dengan reporter The Crowd Magazine, yang dimuat 13 Oktober 2019, ia menjelaskan detail tentang kerumunan. Bentuknya. psikologi massa yang menyatukan massa. Bahayanya. Sampai manajemen kerumunan.
Menurutnya, logika individu hilang ketika berkerumun. Berubah jadi logika massa. Artinya, jika di antara massa ada yang mengawali melakukan sesuatu atau berkata sesuatu, kerumunan bakal ikut-ikutan.
Bagai kerumunan bebek. Jika tidak dikendalikan, bisa berpencaran. Tapi, kalau ada penggembala, mereka akan nurut arahan penggembala. Aman.
Bahaya, jika terjadi sesuatu yang mendadak. Sedangkan, gembala tidak mengantisipasi sesuatu yang terjadi itu. Maka, kerumunan bakal semburat berpencar. Liar. Makin sesuatu itu bersifat bahaya, dampak terhadap kerumunan makin bahaya. Dan cepat.
Drury memberikan ilmu psikologi kerumunan. Ditujukan kepada mereka yang akan menggelar kerumunan. Supaya aman. Ada tiga.
Pertama, mengenal psikologi kelompok.