Penyelidikan ”naik” ke Monem. Lantas, ”naik” lagi ke para penyedia makanan. Terbukti, empat pemilik restoran dijadikan tersangka. Mereka adalah Michael Levin, William Lawrence, Howard Roth, dan Douglas Levene.
Empat tersangka itu mengaku memberikan uang tip ke Monem pada belasan tahun silam (dari 2007). Dari uang tip ala kadarnya (tanpa tarif), lama-lama dinaikkan Monem jadi nilai tertentu. Kian tahun nilai tarif kian naik.
Meski para pemilik restoran ”dipalak” tip yang nilainya ditentukan Monem, mereka tetap melanjutkan kontrak. Karena menguntungkan. Caranya, kualitas makanan dikurangi. Menggunakan bahan-bahan murah. Toh, itu untuk narapidana.
Monem pun ditangkap. Dikonfrontasi dengan empat tersangka. Monem mengakui perbuatannya. Diaudit, Monem dinyatakan merugikan negara USD 1,2 juta selama sekitar tujuh tahun ”memalak” pemilik restoran.
Terjadi ”perang otot” antara Monem dan FBI soal nilai kerugian negara. Monem mengakui menerima uang tip. Tapi, katanya, tidak sebesar itu. Buktinya memang sulit.
Waktu itu Monem belum ditahan. Proses hukum sedang berjalan. Mungkin aparat hukum bingung mencari bukti, selain pengakuan para pemilik restoran dan Monem. Nilai uang tip kan berubah-ubah. Selama belasan tahun.
Akhirnya, jaksa menawari Monem. Jika mengakui perbuatannya (merugikan USD 1,2 juta), hukuman Monem diringankan. Hukuman tidak sampai tiga tahun. Sebaliknya, kalau tidak mengaku, akan diusut lebih lanjut. Hukuman pasti lebih berat.
Monem pikir-pikir. Akhirnya ia pilih melarikan diri. Menghilang dari AS. Ternyata, FBI mengetahui, Monem ada di Teheran. Ia jadi buron, termasuk oleh polisi Iran. Tapi, pihak AS menilai, polisi Teheran ogah-ogahan menangkap Monem.
Diberitakan (lucu) meski tawaran jaksa bahwa hukuman Monem tak sampai tiga tahun, itu kan tetap hukuman penjara. Tempat kerja Monem selama puluhan tahun. Mungkin, Monem takut keracunan makanan pula.
Monem kabur ke Iran sendirian. Istri dan anak-anaknya ditinggal di Oregon. Maka, penegak hukum menangkap istri Monem, Karen Monem. Diadili, dihukum enam bulan penjara.
Pada 4 Maret 2011 atau empat tahun berselang, Monem berkirim surat ke penegak hukum di Oregon. Ia menyatakan mau kembali ke Oregon asal hukumannya tiga bulan penjara.
Penegak hukum di Oregon membalas, lama hukuman tidak mungkin dinegosiasikan di muka. Monem tidak dalam kapasitas bernegosiasi. Monem adalah buron AS.
Setelah itu, tak ada lagi cerita tentang Monem di AS. Kecuali, film tentangnya, American Greed: The Fugitives, yang meledak di AS pada 2012.
Merujuk kisah Monem, sudah betul Kapolsek Palmerah menindak anak buahnya. Soal sindiran uang tip. Yang dalam gaya Surabaya, biasa diucapkan begini: ”Terima kasih tok, ya... kecut.”
Bukan cuma itu. Terlebih soal celetukan SARA. (*)