SURABAYA, HARIAN DISWAY- BANYAK cara untuk memperkenalkan tempat bernilai sejarah atau budaya suatu daerah. Salah satunya ialah menggelar tari secara massal. Sekaligus mencatatkan karsa dan karya kebanggaan di Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri).
Itu, antara lain, sebuah rencana yang digaungkan Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Mereka akan menggelar tari remo massal. Saat menari, peserta tidak diwajibkan berbusana penari remo.
Semua siswa SD dan SMP di Surabaya boleh ikut menari remo. Jika tidak punya seragam tari remo, mereka bisa mengenakan baju seadanya. Misalnya, baju olahraga atau bawahan hitam dengan atasan putih. Termasuk yang mengenakan gongseng (busana tari remo) dan udeng hanya perwakilan. Semua yang minat tetap boleh ikut tari remo massal itu.
Tak heran jika akhirnya banyak peserta yang kepincut. Tercatat, sudah lebih dari 60 ribu pelajar SD dan SMP di Surabaya yang mendaftarkan diri.
”Meskipun yang mewah dan bagus itu menjadi indah. Tapi, ini tetap luwes agar tidak memberatkan peserta. Di sini penanaman nilai kreatif peserta,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh.
Peserta yang belum memiliki udeng tidak masalah. ”Bisa menggunakan halsduk. Wong anak-anak juga di sini dilatih sejarah, budaya, juga dilatih kreatif,” imbuh Yusuf.
Dalam agenda memecahkan rekor Muri tersebut, panitia memilih titik-titik bernilai budaya tinggi dan bersejarah. Sudah disiapkan sepuluh titik khusus yang bernilai sejarah tinggi untuk menjadi lokasi menari. Di antaranya, Jembatan Merah, Jembatan Surabaya yang menjadi pusat perayaan diikuti. Juga, Taman Bungkul, Taman Mundu, dan Taman Apsari.
”Ini akan seru. Mobilitas peserta sudah dikoordinasikan dengan pihak dishub. Beberapa sekolah yang dekat dengan sepuluh titik diajak merapat. Yang lainnya bisa mengikuti di sekolah masing-masing,” tandas Yusuf.
Agenda tari remo massal rencananya dimulai pukul 07.00 WIB. Berlangsung dalam waktu 15 menit. Panitia akan menggelar geladi bersih sehari sebelum agenda. Tujuannya, mobilitas di sekitar titik acara tetap berjalan normal.
Dari puluhan ribu peserta, terbanyak menempati pusat acara. Yakni, di Jembatan Surabaya akan hadir 7 ribu peserta. Di balai kota ada 2 ribu peserta. Di Taman Apsari 200 peserta. Sisanya menyebar ke spot lain.
Dishub Surabaya menyarankan agar peserta datang tepat waktu. Khususnya, peserta yang akan menuju Taman Bungkul. Sebab, car free day tetap berlangsung. ”Kantong-kantong parkir sudah kami siapkan. Tapi, peserta kami imbau agar datang lebih awal,” ujar Subkoordinator Pengawasan dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kota Surabaya Soe Priyo Utomo.
Agenda tari remo massal tersebut juga dapat disaksikan secara langsung melalui akun YouTube Dinas Pendidikan Surabaya dan Sapa Warga. (*)