BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (7): Jawa-Tionghoa-Santri Lawan VOC
Xabi Alonso kembali memakai kostum Liverpool dalam laga persahabatan para legeda klub 2022.-twitter @xabialonso-
Alonso memulai pertandingan pertamanya dengan kemenangan 4-0, tetapi kemudian melanjutkan enam pertandingan di semua kompetisi tanpa kemenangan. Termasuk kekalahan 1-5 melawan Eintracht Frankfurt dan kekalahan 0-3 dari Porto di pertandingan kedua dan ketiganya.
Semua itu selalu membutuhkan waktu baginya untuk beradaptasi dengan kompetisi kasta tertinggi di Jerman.
Belakanan capaian Alonso telah meningkat secara signifikan.
Timnya saat ini tidak terkalahkan dalam lima pertandingan terakhirnya. Bayer Leverkusen memenangkan empat pertandingan terakhirnya bersama Leverkusen dengan cara yang meyakinkan.
Klub mungkin hanya duduk di tempat kesembilan, tetapi di bawah Alonso Leverkusen telah mengumpulkan 16 poin dalam delapan pertandingan.
Secara signifikan, Alonso masih lebih baik daripada lima poin yang diraih klub dalam delapan pertandingan awal musim ini saat masih ditukangi Gerardo Seoane.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Surabaya Hingga Februari
BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (8): Pahlawan yang Dihapus dari Sejarah
Pada performa saat ini, Alonso dapat dengan mudah mengamankan kualifikasi Eropa lainnya dengan sistem kepelatihan barunya yang akhirnya membuahkan hasil manis.
Pelatih asal Spanyol itu menggunakan formasi 3-5-2 atau 3-4-3 dengan pemain sayap terbalik. Ia juga kerap menggunakan pemain nomor sembilan palsu dengan posisi hampir sebagai gelandang serang (deep lying striker).
Alonso menempatkan penekanan khusus pada bek sayap yang merentang sedikit lebar untuk Leverkusen saat transisi ofensif.
Ini adalah sistem yang menarik. Ia menawarkan banyak fluiditas untuk Alonso dalam penguasaan bola, tetapi juga memasukkan beberapa elemen yang sering digunakan Klopp di Liverpool.
Misalnya saat Alonso ingin timnya menerapkan gegenpressing, Leverkusen cenderung melakukan pressing cukup tinggi saat tidak menguasai bola.
Namun saat menguasai bola sama seperti Klopp, Alonso lebih banyak mengaktifkan full-back di koridor sisi sayap. Para winger-nya lebih banyak ditempatkan sebagai penyerang atau mengisi ruang "half space".