Setelah beres, Duloh tanya honor Rp 500 juta ke Wowon.
”Bayarannya mana, Won?”
”Ntar Kang. Masih banyak, nih.”
”Banyak apanya?”
”Kerjaannya masih banyak.”
”Waduh, gimana nih?”
”Sabarlah, Kang.”
September 2022. Paling memilukan, pembunuhan Bayu. Bayi umur 2 tahun, anak kandung Wowon dan Wiwin. Dinilai Wowon, Bayu merepotkan. Bawaannya rewel. Siang-malam sering nangis. Kata Wowon: ”Bentar-bentar nangis.”
Eksekusi Bayu di rumah Wowon. Eksekutor tetap Duloh, mendatangi rumah Wowon tengah malam. Duloh tiba di rumah Wowon, ketemu Wowon dan Bayu sedang tidur.
Duloh bilang, ”Di belakang rumah, dekat WC, sudah ada lubang 1 x 1 meter. Katanya, itu calon kuburnya (Bayu). Wowon tanya ke saya, Gimana? Bisakah? Saya jawab: Beres.”
Bagi Duloh yang sudah pengalaman, korban itu sangat empuk. Tapi, yang diwaspadai adalah kemungkinan teriakan bayi.
Maka, caranya begini: Bayu digendong Duloh. Otomatis Bayu terjaga dari tidur. Dielus-elus sebentar. Lalu, ditidurkan di tanah dekat lubang galian. Dicekik sampai mati. Langsung jasadnya dilempar ke lubang.
Begitu seterusnya modus mereka. Sampai ditangkap polisi karena suatu kebetulan. Ketika sekeluarga Maemunah dan tiga anaknyi, yakni Ridwan Abdul Muiz (18), M. Ruswandi (16), dan Neng Ayu (6), diracun Duloh di Bantar Gebang, Bekasi. Tiga nama itu tewas. Neng Ayu selamat, kini dirawat dalam pengawasan Polri.
Kasus itu semula diduga cuma keracunan biasa. Tapi, penyidik menemukan plastik bekas bungkus pestisida di belakang rumah. Sementara itu, kepala keluarga, Wowon, tidak muncul sampai pemakaman korban di Cianjur.
Akhirnya polisi menangkap Wowon, lalu Duloh. Terakhir, Dede yang bersandiwara ikut minum kopi racun dalam dosis kecil, tidak mati. Ia ditangkap polisi setelah polisi menginterogasi Wowon dan Duloh.
Proses pembunuhan semua, pengakuan para tersangka. Dilengkapi bukti mayat-mayat yang dibongkar kuburnya. Penyidik masih terus mendalami, investigasi, mencari bukti-bukti lain.