”Kapan kita ke sana?” tanya Siti.
”Segera. Besok saya kabari.”
Siti pulang. Wowon memberikan pengarahan kepada mertuanya, Noneng, ibunda Wiwin. Noneng diminta segera menemani Siti ke Mataram. Diberi uang jalan.
Tapi, untuk alamat Ki Banyu di Mataram, Wowon mengatakan ke Noneng, ”Ki Banyu adanya di dasar laut Mataram. Maka, ibu mertua dan Siti harus nyebur laut bersama. Nanti di dasar laut ketemu Ki Banyu. Dijamin aman.”
Belum terjelaskan, atau polisi belum menginvestigasi lebih lanjut, intinya, Noneng dan Siti percaya. Cerita tidak logis itu dipercaya. Siti dan Noneng benar-benar berangkat ke Mataram pada Februari 2021.
Siti tewas tenggelam di perairan Bali. Jenazahnya dibawa, dimakamkan di desa Garut, Jabar. Noneng yang juga nyebur laut selamat. Pulang lagi ke Cianjur. Serumah dengan Wowon.
Di situ Noneng tahu rahasia penipuan Wowon. Sekaligus pembunuhan.
Tak butuh lama, Maret 2021, Wowon menawarkan pekerjaan ke tetangganya Duloh, 63, yang penganggur. Pekerjaannya, habisi dua wanita ini: Noneng dan Wiwin.
Duloh bingung dapat instruksi pekerjaan itu. Ia pun bertanya ke Wowon, ”Dihabisi bagaimana maksudnya?”
”Ya, dibunuh. Bisa enggak?”
Duloh mikir. Katanya, saat itu ia belum pernah membunuh manusia. Tapi, ia tertarik omongan Wowon, honornya Rp 500 juta.
Lantas, Duloh menjawab, ”Siap. Kapan?”
”Cepetan. Kuburannya sudah disiapkan adik saya, Dede, di halaman rumah saya.”
”Oke. Hayo...”
Suatu malam di Maret 2021, hampir pukul 22.00. Wowon bersama Noneng mendatangi rumah Duloh yang ditempati sendirian. Jaraknya cuma spelempar batu dari rumah Wowon.
Dalam sekejap, Noneng tewas dicekik Duloh. Saat pembunuhan berlangsung, Wowon sudah meninggalkan rumah Duloh. Untuk siap-siap membawa istrinya, Wiwin, ke rumah Duloh juga.