ANKARA, HARIAN DISWAY – Gempa Turki dan Syria sudah dua pekan berlalu. Yang meninggal sudah mencapai 45 ribu orang. Termasuk dua perempuan asal Indonesia yang baru ditemukan jasadnya di puing reruntuhan Apartemen Galeria, Diyarbakir, Jumat, 17 Februari lalu.
Mereka adalah Ni Wayan Supini asal Bali dan Irma Lestari dari Lombok. Mereka pekerja migran. Dua jenazah mereka berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri. Saat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang, 6 Februari 2023, apartemen keduanya luluh lantak. Total ada 89 orang yang meninggal di situ.
Jenazah Supini dan Irma akan dipulangkan ke Indonesia pada Rabu, 22 Februari 2023. "Tim akan segera mengupayakan pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing," ujar Duta Besar RI untuk Turki Muhamad Iqbal Lalu seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Minggu, 19 Februari 2023.
Artinya, sudah ada empat WNI yang teridentifikasi sebagai korban. Sebelumnya ada Nia Marlinda, 30, dan Barkay Azka, sang anak. Mereka meninggal bersama Yasin Calisir, lelaki Turkiye, suami Nia.
TIM KEMANUSIAAN Indonesia memeriksa pasien di rumah sakit darurat di Hassa, Turkiye.-BNPB-
Sementara itu, tim bantuan kemanusiaan dari Indonesia sudah hampir sepekan di Turki. Sebanyak 119 personel Emergency Medical Team (EMT) juga telah mendirikan rumah sakit lapangan darurat di Kota Hassa, Provinsi Hatay. Beroperasi sejak Kamis, 16 Februari lalu.
Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra mengatakan, timnya memberikan berbagai layanan kepada warga yang ingin berobat. Rumah sakit lapangan darurat itu juga didukung dokter spesialis, dokter umum, apoteker, bidan, psychologist, nutritionist, epidemiologist, tenaga medis lain. Komplet dengan fasilitas EMT tipe 2, di antaranya ruang operasi.
Mereka mampu 150-200 pasien setiap hari. Plus operasi minor 5-10 pasien, operasi besar 2-3 pasien, dan 20 pasien rawat inap. (Mohamad Nur Khotib)