SURABAYA, HARIAN DISWAY – Lobi The Win Hotel Surabaya sore hari, 10 Maret 2023 sudah dipenuhi banyak tamu undangan. Galeri Seni UYCC sukses membuat mereka penasaran dengan konsep Continuity pada Art Exhibition tahun ini.
Aldridge Tjiptahardja, founder & CEO of Unicorn Creative Hospitality dengan semringah memberikan kalimat sambutan pembuka yang menggugah para tamu undangan. “Seni itu seperti seks. Semua orang pasti suka sesuai dengan pribadinya. Jadi bohong, menurut saya kalau ada orang bilang gak suka seni. Dia cuma belum menemukan sisi yang ia suka. Oleh karena itu, exhibition ini jadi testi market untuk melihat pengunjung lebih suka karya yang seperti apa,” Pernyataan Aldridge atau yang akrab disapa dengan Rich cukup berani, namun benar adanya. Karena seni sebenarnya suatu hal yang dapat membuat seseorang candu untuk menikmatinya berulang kali. Mengoleksi hingga menikmati karya seni, seolah memberi ruang rehat tersendiri jauh dari realitas sehari-hari.Aldridge Tjiptarahardja founder Unicorn Creative Hospitality (kedua dari kanan) membuka acara UYCC Art Gallery-Andika Bagus Priambodo- Sejalan dengan konsep continuity yang menjadi tajuk utama dalam pameran seni hari itu, Galeri UYCC (Unicorn Young Collectors Club), memastikan bahwa semua karya yang dipamerkan menciptakan ‘distraksi’ tersendiri untuk para tamu. Continuity yang berarti keberlanjutan, memberi ruang harapan untuk pameran karya seni akan selalu ada tanpa batas. Pameran seni itu berkolaborasi dengan beberapa penggiat seni seperti Noah Project, Teh Villa Gallery, LZY, Pola Circa, ISI Surakarta, Meramu, dan Studos. Seluruh kolaborator memajang karya seni visual mereka dalam galeri. Berbagai macam jenis dan aliran menjadi suguhan menarik para tamu. Mereka seakan bisa memilih spot mana yang disukai.
Salah seorang pengunjung tengah menikmati karya lukisan-Andika Bagus Priambodo- “Bagi saya, sebenarnya yang jadi objek dalam exhibition ini adalah para tamu semua. Saya yang memperhatikan mereka. Pameran ini jadi testi market untuk mengadakan acara selanjutnya,” jelas Rich saat menceritakan sudut pandangnya atas pameran yang berhasil ia gelar. Pameran yang akan dibuka untuk umum sejak 11 Maret hingga 23 Mei itu dianggap menjadi terobosan baru mengangkat topik seni untuk dicintai oleh anak muda. Rich dan Unicorn berhasil menjadi motor bangkitnya jiwa seni anak-anak muda Indonesia, khususnya Jawa Timur.
The Irony of Midas Touch by 247 Collective, UYCC Art Gallery-Andika Bagus Priambodo- Menurut Rich, kurang antusiasnya anak muda terhadap seni di Jawa Timur disebabkan kurangnya akses dan terlalu monoton. Tidak sekadar memajang barang peninggalan atau karya-karya legend terdahulu. Namun perlu adanya kebaharuan yang berkelanjutan. Dalam artian mengikuti perkembangan jaman sehingga terus dapat memenuhi hasrat keinginan pencinta seni sepanjang waktu. Acara pembukaan Continuity Innovative Art Exhibition yang dihadiri sejumlah seniman ternama seperti Sandy Lee itu berjalan dengan sukses. Dari sisi tamu maupun para kolaborator yang hadir merasa sangat puas dengan pamerannya. Karena tidak hanya lukisan, para tamu juga bisa menikmati seni lain seperti fotografi, musik, hingga penampilan dari seniman Dimas Ijat yang luar biasa.
Pengunjung yang ikut serta dalam Art Performance by Dimas Ijat di UYCC Art Gallery -Andika Bagus Priambodo- “Seneng banget ya, bisa kolab sama UYCC. Emang udah jadi wishlist. Ingin melengkapi pameran seni dengan platform untuk mengabadikan momen. Supaya orang selalu ingat pernah berkunjung ke pameran seni ini. Biasanya kan, gak ada ya photobox di pameran,” tutur Ivanis, kolaborator studos, penyedia ruang photobox. Tak jauh beda dengan testimoni dari Teh Villa Gallery. Amelinda selaku manajer dari Teh Villa sangat antusias ketika diajak untuk kolaborasi memamerkan karya-karya di UYCC. “Melihat keseluruhan acara opening exhibition ini bener-bener sesuai ekspektasi ya. Para tamu kelihatan antusias, jadi seneng juga!” seru Amelinda. (Hendrina Ramadhanti)