Urban Art Consortium Gelar Talkshow Bumikan Aksara Jawa dari 3 Perspektif: Politik, Budayawan, Penulis
Suasana Talkshow Beyond Vision "Budaya Aksara Jawa di Kota Surabaya" di Jalan Sonokembang No.2. Dari Kiri ke Kanan, Hermas Thony, Nanang Purwono, Ita Surojoyo, dan Retno Hastijanti-Majalyn Nadiranisa R/HARIAN DISWAY -
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Masih dalam gelaran Art Exhibition Beyond Vision. Kali ini Urban Art Consortium menggelar talkshow bertema Budaya Aksara Jawa di Kota Surabaya. Mengundang tiga narasumber dari sudut pandang yang berbeda tentang kota dan Aksara Jawa.
Menghadirkan Ketua Komunitas Begandring Soerabaia Nanang Purwono, Penulis buku fabel Aksara Jawa Ita Surojoyo, dan Wakil DPRD Kota Surabaya A Hermas Thony. Mereka secara bergantian menyampaikan mengenai eksistensi Aksara Jawa di Surabaya.
Dalam pengantar acara, Nanang mengatakan bahwa tema yang dipilih dalam kegiatan ini sangat relevan dengan budaya yang ingin dibangkitkan oleh pemerintah Kota Surabaya sekarang. “Walikota Surabaya sudah membuka jalan, selanjutnya kita sebagai warga kota harus membumikan kegiatan yang dasarnya adalah aksara jawa,” ujarnya.
BACA JUGA:Aksara Jawa Dipasang di Bagian Depan Balai Kota Surabaya, Instansi Lain Menyusul
Ia menjelaskan bahwa Aksara Jawa kini juga telah diinisiasi akan ada di setiap tempat. Dimulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Setelah diresmikan pada tanggal 25 September 2023 di Balai Kota dengan menyematkan Aksara Jawa, Thony menganggap hal ini bisa dikembangkan melalui berbagai sektor.
Potret A Hermas Thony dalam Talksow di Pameran Beyond Vision pada Selasa, 31 Oktober 2023-Majalyn Nadiranisa R/HARIAN DISWAY -
“Pendekatan untuk membangkitkan Aksara Jawa ini kami melihat bisa melalui berbagai perspekstif. Ekonomi, sosial budaya, bahkan politik,” terangnya. Ia menjelaskan bahwa perkembangan Aksara Jawa ini juga turut membangun kota.
Dalam sektor ekonomi, ia menjelaskan bahwa muncul beberapa ekonomi kreatif dan kerajinan yang menggunakan penulisan aksara. Warung-warung di Surabaya juga mulai ikut menerapkan.
Dibidang sosial, pemerintah melihat bahwa dengan menggunakan Aksara Jawa, Gen-Z akan lebih mengenali dan mempunyai identitas sosialnya.
BACA JUGA:Bangga! Mahasiswa Petra Peserta Program Bangkit 2023 Ciptakan Aplikasi Bahasa dan Aksara Jawa
“Untuk membangunkan kembali Aksara Jawa, tidak mungkin kita hanya mengandalkan relawan yang muncul dari masyarakat tanpa melibatkan intervensi politik pemerintah, akan susah,” papar pria berkacamata itu.
Ia tidak memungkiri dari masyarakat pun akan memberikan dampak perubahan. Namun, pengaruh dari kebijakan pemerintah akan lebih membantu untuk mempercepat pergerakan. Ia ungkapkan melalui semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Bahwa pemerintah sebagai orang yang diibaratkan sebagai “ing ngarsho” bisa memberikan contoh terlebih dahulu. Agar masyarakat yang diibaratkan “tut wuri handayani” bisa memberikan dorongan melalui tindakan.
Dari sudut pandang budayawan, Nanang mengatakan bahwa perlu dilakukan kegiatan massal yang melibatkan masyarakat secara langsung di ruang terbuka. Ia wujudkan langkah pertama dengan membuat tulisan aksara jawa pada kain putih sepanjang 8 meter. Partisipannya adalah dari siswa, wali murid dan juga karyawan sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: