SURABAYA, HARIAN DISWAY- Peredaran 23 kilogram sabu-sabu digagalkan di Surabaya. Narkoba berbentuk kristal putih itu disita petugas Satnarkoba Polrestabes Surabaya dari tangan M. Fajrin dan Andri Pratama. Bagaimana polisi bisa mengungkap kasus tersebut?
Jumat, 3 Februari 2023, sekitar pukul 13.00, tim Unit Idik I Satresnarkoba Polrestabes Surabaya berkumpul di ruang kepala unit. Bersama Kanit Iptu Yoyok Harianto, mereka memantapkan rencana penangkapan 2 kurir sabu-sabu (SS) dari Pekanbaru, Riau.
Sebelumnya, selama dua pekan, anggota menganalisis beberapa pengedar SS yang ditangkap di Surabaya. ”Dari situ (analisis, Red), kami mempelajari metode peredaran dan pengirimannya. Akhirnya kami mengambil kesimpulan dan informasi tambahan bahwa akan ada pengiriman sabu-sabu melalui jalur darat,” ujar Yoyok kepada Harian Disway.
Setelah berkoordinasi dengan tim, Yoyok menghadap Kasatresnarkoba AKBP Daniel Marunduri. Rencana sudah dipersiapkan dengan matang. Operasi penangkapan pun dilaksanakan.
Bersama dua anggota, Yoyok melaksanakan operasi undercover (penyamaran). Mereka menuju Stasiun Kereta Api (KA) Lamongan. Ia mendapat info, dua kurir itu tengah dalam perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Target operasi dikabarkan akan naik KA Sembrani.
Setiba di Lamongan, Yoyok berkoordinasi dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI). Atas seizin pihak yang berwenang di KAI, Yoyok mendapatkan manifes penumpang. Ia pun memastikan targetnya ada di gerbong 8 kursi 11-A dan B.
”Saya naik dari Lamongan. Menyamar sebagai penumpang, saya satu gerbong dengan target kami. Pihak KAI memberi kami kursi nomor 12-A dan B. Tepat di belakang para tersangka,” ungkap Yoyok.
Pada Sabtu, 4 Februari 2023, tepat pukul 03.30, Yoyok beserta anak buahnya menaiki kereta api. Menggunakan kemeja dan tas ransel hitam, Yoyok memasuki gerbong 8.
Ia berjalan melewati bagian depan. Itu dilakukan untuk memastikan wajah kedua pelaku. ”Permisi, Mas,” kata Yoyok kepada Andri. Ucapan Yoyok itu dibalas dengan senyuman oleh Andri. Saat itu Fajrin tengah tertidur pulas. Untuk kembali memastikan buruannya, Yoyok sempat memotret diam-diam. Kemudian, dikirimkan kepada Kasatresnarkoba.
Sepanjang perjalanan, Andri terlihat gelisah. Perasaan takut tampak di wajahnya. Duduknya sangat tidak tenang. Berkali-kali ia menoleh kiri kanan. Berbanding terbalik dengan temannya, Fajrin, yang masih saja nyenyak.
Sementara itu, Yoyok terus berfokus terhadap mangsanya. Dua koper besar berwarna hitam terlihat disimpan di bawah kursi. Yoyok mencurigai isi di dalam koper tersebut.
Setiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, pukul 04.00, Yoyok langsung memegang tangan tersangka Fajrin. Saat itu Fajrin hendak mengangkat koper yang dibawanya.
”Waktu angkat koper kelihatan berat. Saya dengan dua anggota langsung pepet mereka. Saya tanya ini isinya apa? Fajrin langsung ngaku kalau tas-tas itu isinya sabu-sabu,” papar Yoyok.
Dibantu petugas KAI, mereka membawa para tersangka ke sebuah ruangan di Stasiun Pasar Turi.
Yoyok langsung meminta nomor kode kunci koper. Benar saja, saat dibuka, koper tersebut berisi SS yang dibungkus dengan teh cina merek Guanyinwang. Bungkusan itu ditumpuk dengan baju-baju. Demikian pula dengan koper kedua.