SURABAYA, HARIAN DISWAY- Tak pernah terbayangkan: FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengambil hikmah dari keputusan itu.
”JLLB (Jalan Lingkar Luar Barat) terbangun, GBT, THOR, dan Stadion Tambaksari juga makin bagus,” ujar Eri Cahyadi saat ditemui di balai kota. Eri baru keluar dari ruang kerjanya dan hendak salat Jumat, 31 Mei 2023.
Di lift balai kota, ia menceritakan bahwa ada hikmah di setiap takdir yang terjadi. Misalnya, pembangunan JLLB. Sulit sekali mewujudkan proyek itu. Mahal dan penuh tantangan. Pemkot tak mungkin mampu membangunnya di saat pandemi.
APBD ambruk karena pajak daerah terjun bebas. Bahkan, selama 2020/2021 tak ada proyek besar yang dikerjakan pemkot. Anggaran difokuskan ke penanganan Covid-19.
BACA JUGA:Belum Bisa Pakai Stadion, Persebaya Diizinkan Latihan di Lapangan Madya GBT
BACA JUGA:Update Berita Persebaya: Pelatih-Manajemen Satu Suara, Hidayat Masuk Opsi Dipertahankan
JLLB sangat dibutuhkan untuk akses perekonomian. Ujung utara JLLB terhubung dengan Pelindo Terminal Teluk Lamong (TTL) dan area pergudangan.
Jalan arteri dengan lebar 55 meter itu juga diperlukan untuk akses suporter ke GBT. Stadion dengan kapasitas 55 ribu penonton tersebut sering dikeluhkan. Hanya ada Jalan Jawar yang menghubungkan stadion itu. Sempit dan sering chaos
JLLB yang terhubung dengan GBT dibangun oleh Kementerian PUPR.-Boy Slamet/Harian Disway-
Gara-gara Piala Dunia, pemerintah pusat membantu Pemkot Surabaya membangun JLLB. Pemkot yang membebaskan lahan, pusat yang membangunkan jalannya.
Sejak 2020 hingga 2022, dana APBN yang sudah dikucurkan untuk Piala Dunia U-20 mencapai Rp 410,3 miliar. Banyak yang tersedot untuk membantu Surabaya.
JLLB sudah tersambung dan bisa dilewati. Pemkot sudah membangunkan jalan penghubung dari GBT ke JLLB sejak era Wali Kota Tri Rismaharini.
BACA JUGA:Buka Sepanjang Ramadan, Kya-Kya Sediakan Takjil dan Makanan Halal
BACA JUGA:Mafia Bola dan Piala Dunia
Tak hanya itu, GBT juga punya tiga lapangan latihan dengan rumput bertaraf internasional. Kalaupun Piala Dunia U-20 batal, semua fasilitas itu bakal dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat Surabaya. ”Wis, monggo digawe (Sudah, silakan dipakai, Red) masyarakat,” ujarnya.