JAKARTA, DISWAY.ID AKSI Solo vs Squad yang ditunjukkan oleh Menkopolhukam Mahfud MD pada sesi rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI pada Rabu (29/3/2023) lalu mengundang banyak simpati publik.
Gelombang simpati tersebut bahkan mengkristal menjadi ungkapan dukungan terhadap Mahfud sebagai kandidat yang layak untuk Cawapres bahkan Capres 2024.
Ditambah lagi dengan gegeran batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang melibatkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster. Dimana hal tersebut bermuara pada tergerusnya elektabilitas Ganjar. Dibuktikan dengan banyaknya warga net yang terang-terangan mendeklarasikan diri untuk tidak memilih Ganjar.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, duet Prabowo-Mahfud cukup menjanjikan. Apalagi dengan adanya dukungan dari publik. “Tidak ada yang meragukan kapasitas, kompetensi, dan integritas Pak Mahfud MD untuk mendampingi Pak Prabowo,” jelas Adi pada Minggu (2/4/2023)
BACA JUGA:80 Purnawirawan Jenderal TNI/Polri Dukung Anies-AHY di Pilpres 2024
Ia bahkan menggambarkan bahwa duet keduanya adalah sesuatu yang ‘indah’.
Namun menurut Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta ini, tantangan selanjutnya adalah mewujudkan sesuatu yang ‘indah’ tersebut ke dalam tataran praktik. “Tinggal bagaimana diwujudkan dengan dukungan parpol menggenapi PT (presidential thresold,Red) yang 20 persen. Karena seringkali sesuatu yang indah itu tak bisa terwujud tanpa dukungan parpol,” Jelas Adi.
Jika melihat peta koalisi saat ini, Gerindra diketahui menjalin komunikasi erat dengan PKB yang mengusung Muhaimin Iskandar sebagai kandidat 2024.
”Lalu pertanyaannya, dengan siapa gerindra akan berkoalisi? Karena bisa dipastikan PKB akan menarik dukungan terhadap Prabowo dan Gerindra. PKB akan mencari partai lain untuk memastikan Cak Imin bisa maju di 2024,” jelas Adi.
BACA JUGA:Dua Pesan Jokowi untuk Ketum PSSI Erick Thohir Usai Pencoretan Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Senada, Pengamat Politik Ujang Komaruddin mengungkapkan memang PKB sulit sekali menerima Mahfud MD. Karena bagi PKB, cak Imin adalah harga mati. “Jadi kalau digoyang-goyang, Pak Mahfud masuk, PKB tidak akan mau,” katanya.
Namun, menurut Direktur Ekskutif Indonesia Political Review (IPR) ini, Mahfud MD masih tetap memiliki kans untuk menjadi Capres maupun Cawapres 2024. Tinggal bagaimana menaikkan elektabilitas. Apalagi, Mahfud memiliki ‘corak’ Nahdlatul Ulama (NU) yang notabene menjadi faktor incaran kandidat capres.
“Mahfud bisa menjadi cawapres Prabowo, atau Puan jika jadi (mencalonkan,Red). Kalau Anies mungkin tidak karena beliau condong ke Khofifah. Intinya para capres tetap mencari sosok cawapres dengan elektabilitas tinggi,” pungkasnya.(*)